New Armada Group Bangun Mal di Magelang
TRIBUNJATENG.COM MAGELANG, – Magelang yang memiliki letak geografis cukup strategis di wilayah Jawa Tengah, dirasa masih belum memiliki kebanggaan icon daerah. Namun, sebentar lagi Magelang akan memiliki icon baru melalui pusat perbelanjaan berupa Mall megah. Pasalnya, David Herman Jaya, pemilik New Armada Group, pengusaha asli Magelang yang telah mengembangkan usahanya melalui dunia otomotif, dengan yakin akan mengembalikan Magelang sebagai pusat ekonomi bisnis.
“Dahulu waktu saya kecil, banyak orang-orang dari Kedu, Purworejo, hingga Yogyakarta berbelanja di Pasar Rejowinangun yang merupakan pasar tradisional terbesar. Maka, saya berkeinginan menjadikan Magelang sebagai pusat perputaran ekonomi bisnis seperti semula,” kata David pada wartawan saat digelarnya Pers Conference Soft Opening Armada Town Square di Ground Floor, Kamis (6/10).
Artos (Armada Town Square) Mall, yang di bangun di atas lahan seluas 3,2 hektare dengan tiga lantai ini rencananya pada hari ini, Jumat (7/10) akan mulai dilaunching dan diresmikan oleh Bupati Magelang, Ir H Singgih Sanyoto. Dan selaku pemukul gong adalah KH Yusuf Chudlori, pengasuh API Tegalrejo Magelang.
Dan direncanakan akan hadir Hj Sri Suharti Bibit Waluyo untuk membuka pameran UMKM yang digelar selama 10 hari dari tanggal 7 hingga 16 Oktober, dengan menghadirkan 30 stan kerajinan tangan dan makanan khas Magelang.
Lokasi yang strategis berada di persimpangan antara jalur Semarang-Magelang-Yogyakarta-Purworejo ini, ke depan ditargetkan akan menjadi pusat lifestyle bagi masyarakat setempat. Di bagian depan, terdapat anak tangga panjang yang menjorok langsung ke jalan raya, membuat kesan nyaman dan elegan sehingga cukup tepat bagi para anak muda Magelang yang haus akan wahana santai bercengkrama dengan teman dekat.
Selain menjadi tempat "nongkrong" baru bagi anak muda. David mengatakan, adanya mall megah yang ada di Magelang ini, tentunya memiliki dampak yang positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Karena, dengan adanya mall maka harga tanah juga mengalami peningkatan, begitu pula tampaknya telah banyak masyarakat yang juga telah menyediakan tempat kos-kosan. Ia hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk mengurus perijinan pembangunan Artos Mall ke pemerintah daerah.
“Hotel maupun Mall yang ada di Magelang saat ini kurang menjadi kebanggaan warganya. Maka dengan bangunan megah ini diharapkan menjadi kebanggaan baru bagi masyarakat yang modern. Dan sasaran Artos adalah kalangan menengah ke atas,” katanya.
Saat ini, lanjut David, telah tersedia sebanyak 53 tenant-tenant yang siap melayani kebutuhan masyarakat, antaralain di Lower Ground dengan luas 19.229 meter, sudah ada Carrefour, Pojok Busana, Billichick cafe, Guardian, Ice Cream Campina, Rumahku Cafe, Win Sportwear, Lola-loli, Mebel Karang Gading, Lamara Fashion, Nisrina D’Jilbab, Lou isa Fashion, Sakura Accessories, Bigben Watch, Ultra Camera, Istana Mie, Roxy Fashion, Van Outlet, dan Playstation.
Kemudian di Ground Floor, dengan luas 16.976 meter, antaralain Matahari Department Store, Hammer, Extreme Camera, Nory Jewelry, Beauty Optik, HUH Accessories,CFR, Sport Station, Excelso dan Mustika Jewelery. Dan di Upper Ground, dengan luas 10.452 meter, antaralain, akan dijadikan pusat kuliner khas Magelang. Sedikitnya ada 30 tenant foodcourt pilihan. “Nanti juga ada Mi U Shop, Oke Shop, Refleksi Passion, Chiara, dan Pondok Pujian juga akan segera menyusul,” kata David.
Ia mentargetkan, untuk kostumer, bukan hanya masyarakat Kota maupun Kabupaten Magelang semata, namun juga masyarakat luas di wilayah Kedu, Purworejo, Kebumen, Semarang, Yogyakarta, dan Solo. “Dan juga para wisatawan yang berkunjung ke Borobudur. Harapannya agar wisatawan bisa lebih lama tinggal di Magelang,” ujarnya.
Mall yang mengangkat tagline Mall For Family Shopping, Recreation and Cullinary ini, ke depan juga akan dibangun hotel bintang tiga yang letaknya berada di sebelah kiri Artos. "Nanti selain hotel, secepatnya juga akan dibuatkan tempat parkir khusus bagi seluruh karyawan. Sehingga antara pengunjung dan karyawan tidak tercampur dan kenyamanan tetap terjaga," tegas David.
Salah satu pelaku usaha yang juga ikut bergabung dengan Artos adalah Matahari Department Store, menurut Public Relation Matahari, Sonia Luwis, pihaknya memang sudah memiliki satu lokasi di alun-alun Kota Magelang, namun karena memang Matahari berkeyakinan manajemen New Armada Group cukup memiliki nama baik dan dapat dipercaya, sehingga pihaknya melakukan ekspansi dengan memasang gerai terbesar di Artos Mall.
"Selain lokasinya yang strategis dan pasarnya luas, nama baik yang dimiliki New Armada Group, manajemen kami percaya bahwa ke depan pasti akan berkembang dengan baik. Kami yakin Artos mampu menggait konsumen hingga Jogja dan Semarang," kata Sonia.
Direktur Armada Town Square, Widodo Gunawan menambahkan, karena Artos Mall merupakan icon baru Magelang, maka karyawan yang terlibat di dalamnya sebanyak 226 orang, 70 persennya adalah masyarakat asli Magelang. Sedangkan selebihnya adalah tenaga tambahan dari luar daerah, antaralain dari Yogyakarta, Semarang dan lain-lain.
“Tujuan utama kita memang ingin memberdayakan masyarakat Magelang sendiri, dan umumnya masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya,” katanya.
Agung (31) warga Blabak, Kabupaten Magelang mengatakan, adanya Artos memang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. "Biasanya kalau butuh barang-barang yang high clas harus pergi ke luar daerah ke Jogja, Semarang atau yang lain, tapi dengan adanya Artos ya tidak perlu jauh-jauh. Saya kalau beli barang-barang buat anak malah gampang, ga perlu jauh-jauh ke Jogja," katanya.
Menurutnya, adanya pusat perbelanjaan modern tersebut menjadikan kebanggaan bagi masyarakat Magelang baik di Kota maupun Kabupaten. Dan diharapkan nantinya juga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat di Magelang khususnya.
"Kalau bisa, yang dilibatkan di dalamnya ya orang-orang Magelang, baik pemilik stan maupun yang lain. Yang terjadi justeru malah banyak merek atau franchise dari luar semua," katanya.
Agung yang juga koordinator aktifis HAM Magelang ini berharap, walaupun ia bangga dengan adanya icon baru itu, tapi pemerintah diharapkan jangan sampai melupakan pasar-pasar tradisional yang ada. Karena pasar tradisional sudah memiliki segmen tersendiri. "Secara umum saya bangga dengan adanya Artos itu, tapi sebagai aktifis masyarakat saya sedikit menyayangkan karena keberadaan artos tidak banyak menyerap pekerja lokal dan akan terlihat jelas kesenjangannya dengan pelaku usaha lokal," katanya.
Dan icon ekonomi tadi, lanjutnya, akhirnya hanya akan semu karena, pertama, bisa diprediksi pelaku usaha lokal terancam kalah saingan atau pamor dan kemungkinan gulung tikar sangat tinggi. Kedua, pasar tradisional akan semakin tergilas. Ketiga, transaksi keuangan yang terjadi di Artos tidak akan berdampak pada perbaikan dan peningkatan ekonomi lokal.
Magelang : 8 Oktober 2011
-Artos Mall
-Peresmian Artos Mall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar