TEMANGGUNG--MICOM: Aktivitas gempa vulkanik Gunung Sindoro di perbatasan Kabupaten Temanggung-Wonosobo, Jawa Tengah, mulai menunjukan peningkatan signifikan. Hal ini berarti ada aktivitas magma di dalamnya.
Data kegempaan yang terekam melalui seismik di Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jumat (16/12), tercatat ada sembilan kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa vulkanik dangkal, satu kali tektonik jauh, satu kali tremor, dan 18 kali embusan.
Data gempa vulkanik itu meningkat dari sebelumnya, Kamis (15/12), yakni ada gempa vulkanik dalam dua kali, vulkanik dangkal dua kali, tremor satu kali, dan 32 kali embusan.
"Peningkatan gempa vulkanik ini menunjukan ada aktifitas magma. Hal ini berpengaruh pada jenis letusan. Tapi belum berani dipastikan apakah jenis letusannya freatik atau lainnya karena masih akan kita evaluasi terus," terang Pengamat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Yuli Rahmatulloh, Sabtu (17/12).
Bila aktivitas kegempaan ini terus mengalami peningkatan, kata Yuli, status gunung juga bisa meningkat siaga. Namun, hingga saat ini, status gunung Sindoro masih waspada. Soalnya, amplitudo kegempaan masih berkisar antara 4-10mm, sehingga energi kegempaannya masih terbilang kecil.
"Asapnya juga belum keluar masih tersimpan di dalam tubuh gunung, sehingga masih sulit dideteksi," ujarnya.
Di lihat dari sisi deformasi atau bentuk fisik gunung, menurutnya belum mengalami perubahan. Karena itu, agar alat Electronic Distance Measurement (EDM) bisa menangkap perubahan ukuran deformasi lebih detail, pada Sabtu (17/12/2011) salah satu titik reflektornya dipindahkan ke jarak tiga kilometer dari kawasan puncak.
Menurut Yuli, semula untuk melengkapi EDM dipasang tiga titik reflektor pada 10 Desember lalu. Tiga titik reflektor itu masing-masing titik dua di ketinggian 1.593 meter dpl, titik satu di ketinggian 1.538 meter dpl, dan titik tiga di ktinggian 1.787 meter dpl.
Namun, lanjut Yuli, untuk titik tiga yang semula di ketinggian 1,787 meter dpl sekarang dipindah ke ketinggian 2509 meter dpl agar pengukuran lebih detil dan akurat.
"Hanya saja kalau di ketinggian sekitar 2500 meter dpl itu lebih sering tertutup kabut jadi dikawatirkan sulit diukur. Apalagi ini sudah hampir mendekati puncak," paparnya.
Sumaryanto, pengamat Gunung Sindoro dan Sumbing lainnya, menambahkan semula di Pos Pengamatan Desa Gentingsari ditempatkan enam orang personel Badan Geologi. Namun, sekarang sudah ditarik dua orang.
"Kemungkinan karena banyak gunung api lainnya yang mulai aktif, sehingga dari sini dipindah ke gunung lain," katanya.
Sumber : (TS/OL-10)
Data kegempaan yang terekam melalui seismik di Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jumat (16/12), tercatat ada sembilan kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa vulkanik dangkal, satu kali tektonik jauh, satu kali tremor, dan 18 kali embusan.
Data gempa vulkanik itu meningkat dari sebelumnya, Kamis (15/12), yakni ada gempa vulkanik dalam dua kali, vulkanik dangkal dua kali, tremor satu kali, dan 32 kali embusan.
"Peningkatan gempa vulkanik ini menunjukan ada aktifitas magma. Hal ini berpengaruh pada jenis letusan. Tapi belum berani dipastikan apakah jenis letusannya freatik atau lainnya karena masih akan kita evaluasi terus," terang Pengamat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Yuli Rahmatulloh, Sabtu (17/12).
Bila aktivitas kegempaan ini terus mengalami peningkatan, kata Yuli, status gunung juga bisa meningkat siaga. Namun, hingga saat ini, status gunung Sindoro masih waspada. Soalnya, amplitudo kegempaan masih berkisar antara 4-10mm, sehingga energi kegempaannya masih terbilang kecil.
"Asapnya juga belum keluar masih tersimpan di dalam tubuh gunung, sehingga masih sulit dideteksi," ujarnya.
Di lihat dari sisi deformasi atau bentuk fisik gunung, menurutnya belum mengalami perubahan. Karena itu, agar alat Electronic Distance Measurement (EDM) bisa menangkap perubahan ukuran deformasi lebih detail, pada Sabtu (17/12/2011) salah satu titik reflektornya dipindahkan ke jarak tiga kilometer dari kawasan puncak.
Menurut Yuli, semula untuk melengkapi EDM dipasang tiga titik reflektor pada 10 Desember lalu. Tiga titik reflektor itu masing-masing titik dua di ketinggian 1.593 meter dpl, titik satu di ketinggian 1.538 meter dpl, dan titik tiga di ktinggian 1.787 meter dpl.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
"Hanya saja kalau di ketinggian sekitar 2500 meter dpl itu lebih sering tertutup kabut jadi dikawatirkan sulit diukur. Apalagi ini sudah hampir mendekati puncak," paparnya.
Sumaryanto, pengamat Gunung Sindoro dan Sumbing lainnya, menambahkan semula di Pos Pengamatan Desa Gentingsari ditempatkan enam orang personel Badan Geologi. Namun, sekarang sudah ditarik dua orang.
"Kemungkinan karena banyak gunung api lainnya yang mulai aktif, sehingga dari sini dipindah ke gunung lain," katanya.
Sumber : (TS/OL-10)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar