Kamis, 04 Agustus 2011

Magelang Hari Ini : Raup Untung Manis Bisnis Kolang-kaling


 BENTUKNYA yang menarik, kenyal, dan enak dimakan membuat kolang-kaling (buah atap) banyak diminati. Meski proses pengolahannya rumit, buah yang banyak ditemui di dataran tinggi ini menjadi buah favorit terutama sudah dalam bentuk manisan atau sebagai campuran es buah.
Nah, biasanya di bulan Puasa seperti sekarang ini buah yang memiliki nama Belanda "glibbertjes" (benda-benda licin kecil) ini selalu hadir sebagai menu berbuka. Karenanya banyak pedagang yang kemudian tertarik berjualan kolang-kaling karena melihat dari sisi bisnis cukup mengggiurkan.
Juminah (55), misalnya. Warga Sawahan Grabag Magelang ini mulai awal Ramadan lalu menjual kolang-kaling di Pasar Kebonpolo. Sebelumnya, ia hanya berdagang sayuran, ikan pindang, dan kerupuk. Karena kolang-kaling banyak dicari di bulan Puasa, ia pun tertarik menjualnya.
“Bukan kali ini saja saya berjualan kolang-kaling, sudah dari belasan tahun lalu saya sudah memulainya. Saya menjualnya hanya di bulan Puasa saja karena memang merupakan bulan yang tepat untuk menjual kolang-kaling,” ujarnya saat ditemui di lapaknya, Rabu (3/8).
Bersama sang putri, Yuni (27), ia menjajakan kolang-kaling berbarengan dengan dagangannya yang lain. Sekitar 2,5-3 kwintal kolang-kaling ia jajakan kepada pengunjung pasar. Buah sebanyak itu bisa habis dalam waktu dua sampai tiga hari.
“Kalau stok habis, saya langsung kulakan lagi di Grabag terutama di desa-desa yang terletak di lereng Gunung Andong. Di sana, banyak tumbuh pohon aren (enau) yang menghasilkan buah kolang-kaling. Sekali kulakan sekitar 2,5-3 kwintal seharga Rp 7000-Rp 7.500/kg,” paparnya.
Ia mengaku, kulakan langsung ke petani selain mendapat harga murah juga bisa lebih leluasa memilih kolang-kaling yang bagus. Menurutnya, kolang-kaling yang bagus adalah yang berwarna putih bersih. Setelah dipilih yang bagus, ia menjualnya lagi ke konsumen seharga Rp 10.000/kg.
“Kalau warnanya putih bersih kan lebih menarik dilihatnya dibanding yang kecoklatan sehingga lebih laris. Pembeli sih macam-macam, ada yang untuk dijual lagi dan ada pula yang memang untuk dikonsumsi sendiri,” imbuhnya.
Juminah tidak sendiri, banyak pedagang lainnya di pasar yang sama yang menjual kolang-kaling. Sekitar 10 pedagang berlomba menawarkan buah yang berkadar air tinggi ini.
Salah satunya Ibu Mar (50). Ia mengaku tertarik berjualan kolang-kaling karena cukup menguntungkan mengingat saat ini banyak dicari konsumen. Padahal, sebelumnya sehari-hari ia hanya sebagai penjual sayuran.
“Kulakan sendiri sih tidak, saya cuma mengambil dari pedagang lain yang besar lalu dijual kembali dengan harga sama, Rp 10.000/kg. Penjualan lumayan, sehari bisa 9-10 kilogram,” katanya.

Kabar gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh, 90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat. Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta keluhan penyakit, kirim ke 081392593617  Kunjungi Website    

Magelang Hari Ini :
> Pesantren Ad Dalhariyah, Benteng Diponegoro Bendung Belanda
> Raup Untung Manis Bisnis Kolang-Kaling
> Harga Sembako Di Pasar Secang naik
>KBI Semarang Siapkan Dana
> API Tegalrejo Cetak Pengusaha Melalui Pesantren Entrepreuneur
> Air Di Lereng Merapi Tak Layak Minum
> Pemdes Borobudur Ngotot Tarik Sumbangan Wisatawan
> Bina Masyarakt Ponpes Tidar
> Air Sumur Dua Dusun di Magelang Tak Layak Minum
> BPK Periksa Anggaran AKMIL Magelang
> PNS Magelang Pulang Lebih Awal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar