Magelang, CyberNews. Sabtu 25 Juni, Richard Gere bertandang ke Indonesia atas prakarsa Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, sekaligus perjalanan spiritual Gere dan keluarga di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Diakui Richard, untuk datang ke Candi Borobudur ia harus menunggu 25 tahun lamanya.
"Saya menunggu undangan karena sekarang saya ditugasi untuk memromosikan Borobudur," kata Richard pada Mediaindonesia.com saat ditanya alasannya menunggu. "25 tahun lalu saya baru ke sini untuk berkunjung ke Bali. Setelah menunggu lama, sekarang saya baru punya kesempatan ke Borobudur."
Perubahan Gere nampak lebih religius setelah dia bersentuhan dengan ajaran Budhism dan Dalai Lama dari Tibet. Hal ini bermula ketika Gere berwisata ke Nepal pada tahun 1978. Di kota yang terletak di dataran tinggi itu, Gere bertemu dengan para biarawan dan Dalai Lama. Pengalaman ini menyeret Gere untuk lebih jauh memahami ajaran Buddha.
Sejak saat itu, Gere mulai haus akan ajaran Budhism. Ia juga mulai mengikuti berbagai kegiatan Dalai Lama. “Saya sangat bahagia di sana (Tibet). Rakyat Tibet memberikan pencahayaan kepada saya. Kesucian mereka (Dalai Lama) membangkitkan cinta dan empati. Mereka selalu berbagi dengan sesama,” ujar Gere kepadaSuara Merdeka.
Bante Badra Ruci dari Tantra Mahayana mengatakan bahwa Richard Gere sangat menghormati kesakralan dan kesucian Candi Borobudur. Ini tak terlepas dari maha guru Atisha yang 1.000 tahun lalu menimba ilmu Buddha di Candi Borobudur selama 12 tahun.
Ajaran Atisha ini sangat memengaruhi kehidupan spiritual Gere. "Richard banyak bertanya tentang sejarah pembangunan Candi Borobudur dan arti relief-reliefnya. Ia ingin bisa beribadah dengan tenang," kata Bante Badra Ruci.
Sebagai informasi, Gere memboyong istrinya, Carey Lowell, dan putranya Homer James. Selama di Indonesia, Richard yang juga pendiri Tibet House, sebuah pusat kebudayaan Tibet di New York, menyempatkan diri untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Ibu Negara Ani Yudhoyono, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Tak hanya itu, Richard juga menyaksikan Pentas Sendratari Mahakarya Borobudur yang digelar pada Minggu (26/6) malam.
(Nv@/CN15)"Saya menunggu undangan karena sekarang saya ditugasi untuk memromosikan Borobudur," kata Richard pada Mediaindonesia.com saat ditanya alasannya menunggu. "25 tahun lalu saya baru ke sini untuk berkunjung ke Bali. Setelah menunggu lama, sekarang saya baru punya kesempatan ke Borobudur."
Perubahan Gere nampak lebih religius setelah dia bersentuhan dengan ajaran Budhism dan Dalai Lama dari Tibet. Hal ini bermula ketika Gere berwisata ke Nepal pada tahun 1978. Di kota yang terletak di dataran tinggi itu, Gere bertemu dengan para biarawan dan Dalai Lama. Pengalaman ini menyeret Gere untuk lebih jauh memahami ajaran Buddha.
Sejak saat itu, Gere mulai haus akan ajaran Budhism. Ia juga mulai mengikuti berbagai kegiatan Dalai Lama. “Saya sangat bahagia di sana (Tibet). Rakyat Tibet memberikan pencahayaan kepada saya. Kesucian mereka (Dalai Lama) membangkitkan cinta dan empati. Mereka selalu berbagi dengan sesama,” ujar Gere kepadaSuara Merdeka.
Bante Badra Ruci dari Tantra Mahayana mengatakan bahwa Richard Gere sangat menghormati kesakralan dan kesucian Candi Borobudur. Ini tak terlepas dari maha guru Atisha yang 1.000 tahun lalu menimba ilmu Buddha di Candi Borobudur selama 12 tahun.
Ajaran Atisha ini sangat memengaruhi kehidupan spiritual Gere. "Richard banyak bertanya tentang sejarah pembangunan Candi Borobudur dan arti relief-reliefnya. Ia ingin bisa beribadah dengan tenang," kata Bante Badra Ruci.
Sebagai informasi, Gere memboyong istrinya, Carey Lowell, dan putranya Homer James. Selama di Indonesia, Richard yang juga pendiri Tibet House, sebuah pusat kebudayaan Tibet di New York, menyempatkan diri untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Ibu Negara Ani Yudhoyono, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Tak hanya itu, Richard juga menyaksikan Pentas Sendratari Mahakarya Borobudur yang digelar pada Minggu (26/6) malam.
Disalin dari : suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar