Produk Melimpah Harga Sayur Merapi Jatuh
Benny N Joewono
MAGELANG, KOMPAS.com - Harga sayur-mayur di lereng
Gunung Merapi-Merbabu, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan anjlok karena
pasokan dari petani melimpah, sedangkan permintaan cenderung stabil.
Berdasarkan
pantaun di Pasar Sentra Sayur Mayur Ketep, Kabupaten Magelang, Rabu
(27/7/2011) harga tomat semula mencapai Rp 4.000/kilogram kini turun
menjadi Rp 1.500/kg dan cabai merah keriting dari Rp 6.000/kg menjadi Rp
3.250/kg.
Harga sayur mayur yang lain, seperti kobis, bunga kol,
brokoli, seledri, loncang, dan buncis hanya laku antara Rp 1.500 hingga
Rp 2.000/kg, padahal seminggu sebelumnya bisa mencapai dua hingga tiga
kali lipat harga tersebut.
"Dalam sepekan terakhir pasokan sayur
mayur sangat banyak, karena kebutuhan petani saat nyadran dan menjelang
puasa meningkat. Mereka memanen tanaman sayurnya dan menjualnya untuk
membeli beras dan kebutuhan lainnya," kata seorang pedagang sayur di
Ketep, Sri Wahyuni.
Ia mengatakan, melonjaknya pasokan tersebut
tidak diimbangi dengan naiknya permintaan para pembeli. Para pembeli
dalam partai besar di Pasar Ketep datang dari sejumlah pasar tradisional
di Kabupaten/Kota Magelang dan dari sejumlah daerah lain.
Ia
menuturkan, kondisi tersebut mengakibatkan harga sayur mayur anjlok.
Selain itu, anjloknya harga juga karena kualitas sayur mayur sebagian
kurang baik. Banyak petani memaksakan memanen tanaman sayur mayur
sebelum waktunya demi mendapat uang untuk acara nyadran.
"Sayur
mayur yang dijual petani banyak yang dipanen sebelum waktunya sehingga
kualitas juga kurang baik dan harganya turun," katanya.
Pedagang lain, Agus Supriyono berharap memasuki bulan Puasa nanti harga sayur mayur kembali naik atau stabil seperti sebelumnya.
Pasar
sentra sayur mayur lereng Merapi-Merbabu di Ketep merupakan pasar
darurat. Transaksi jual beli sayur mayur di Kabupaten Magelang
sebelumnya dilakukan di Pasar Sentra Sayur Mayur Sewukan, Desa Sewukan,
Kecamatan Dukun.
Namun, setelah dua akses jalan utama yang menuju
ke Pasar Sewukan terputus diterjang banjir lahar dingin Gunung Merapi,
pasar menjadi sepi. Sebagian besar pedagang dan pembeli beralih
melakukan transaksi jual beli di pasar darurat di Ketep tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar