Magelang, CyberNews. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 membawa perubahan besar bagi bangsa Indonesia. Pun demikian terhadap para petani di Dusun Gledek, Desa Podosoko, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.
Jika mereka dulu terpaksa menanam rempah-rempah di zaman penjajahan Belanda dan tebu di zaman Jepang maka seusai merdeka mereka bebas bertani apa saja. Semua hasil pertanian juga bisa dinikmati sendiri, tak perlu lagi di setor ke penjajah.
Karena itu, pada Hari Ulang Tahun ke-66 para petani di Magelang menggelar upacara peringatan HUT kemerdekaan. Uniknya, upacara ini dilakukan alan petani. Mereka tidak mengenakan sepatu atau alas kaki dan topi. Para petani juga tidak menggunakan seragam khusus.
Dengan berpakaian seadanya, para petani tersebut menggelar upacara di tengah ladang bekas tanaman sayuran sayu. Uniknya, sebagian besar petani mengenakan caping khas petani Magelang. Mereka juga membawa peralatan pertanian seperti cangkul dan sabit.
Namun layaknya upacara resmi di sekolah atau instansi pemerintah, pada upacara tersebut juga dilengkapi tata upacara bendera. Ada petani yang bertugas sebagai pembina upacara, komandan upacara, dirijen dan paduan suara.
Setelah komandan regu menyiapkan barisan, komandan upacara kemudian dilanjutkan komandan upacara (Sudarwanto) melapor kepada pembina upacara (Wanti). Setelah itu dilanjutkan pengibaran bendera Merah Putih pada sebuah tiang bambu. Pengibaran bendera dilakukan oleh tiga petani yakni Bothok, Endro, dan Sofyan.
Dengan penuh hikmad, para petani tersebut memberikan hormat dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Saat membacakan naskah proklamasi dan memberikan sambutan, pembina upacara melakukannya tanpa membawa teks.
"Kami tak perlu teks karena sudah hafal. Tahun lalu kami juga menggelar upacara serupa. Kami para petani mengucapkan terima kasih pada para pahlawan. Berkat mereka kami bisa bertani secara merdeka," kata Endro salah satu petugas pengibar bendera.
Tokoh masyarakat Dusun Gledek Wardoyo mengatakan bahwa upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI biasanya hanya dilakukan aparat pemerintah dan anak sekolah. Sementara para petani kecil seperti mereka kurang dilibatkan.
"Petani juga punya nasionalisme. Meski setiap hari hanya bergulat dengan lumpur kami juga ingin menunjukkan kecintaan kami pada ibu pertiwi. Lewat upacara ini kami ingin membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan anak muda," tegas dia.
Selepas upacara, para petani tersebut bergegas ke ladang masing-masing untuk bertani. Mereka menanam berbagai macam sayuran seperti kacang panjang, kubis, cabai, sawi, dan lainnya.
- Jamu Sesak Napas, Langsung Lega, Sembuh Permanen
Kabar
gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas
karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh,
90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat.
Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta
keluhan penyakit, kirim ke 081392593617 Kunjungi Website
-SEGERA CARIKAN SOLUSI BAGI PEDAGANG YANG TERGUSUR
-TIDAK MENENTU, NASIB TRANSMIGRAN PULANG KAMPUNG
-Jelang Mudik, Kredit Motor Meningkat
-Pegadaian Mulai Diserbu Nasabah
-Kabupaten Magelang Kekurangan 382 Guru
-Petani Upacara Kemerdekaan di Tengah Ladang
Kabar Magelang Hari Ini :
-Peringati HUT RI, Warga Merapi Tanam Pohon Gaharu-SEGERA CARIKAN SOLUSI BAGI PEDAGANG YANG TERGUSUR
-TIDAK MENENTU, NASIB TRANSMIGRAN PULANG KAMPUNG
-Jelang Mudik, Kredit Motor Meningkat
-Pegadaian Mulai Diserbu Nasabah
-Kabupaten Magelang Kekurangan 382 Guru
-Petani Upacara Kemerdekaan di Tengah Ladang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar