MAGELANG– Kebakaran hutan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah hingga hari ketiga belum berhasil dipadamkan.
Bahkan kemarin, titik api semakin membesar dan meluas hingga Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Lahan hutan yang terbakar merupakan kawasan puncak Gunung Merbabu di ketinggian 3.140 dari permukaan laut (dpl).Perkiraan sementara hutan yang terbakar mencapai ratusan hektare.
“Titik api pertama diketahui di Kecamatan Selo, Boyolali pada Selasa (27/9) siang. Namun pada Selasa malam, kobaran api terus meluas hingga wilayah Magelang dan Semarang,”kata koordinator Polisi Hutan, Badan TNGM Kurnia Adi Irawan. Kebakaran hutan terus meluas karena api terkena embusan angin kencang dan lahan terdiri atas vegetasi alangalang yang cepat sekali terbakar. Kondisi ini yang menyulitkan petugas dan warga memadamkan api. Bahkan, kebakaran ini dikhawatirkan dapat merusak sumber air bersih.
Di Kabupaten Magelang, kawasan hutan yang ikut terbakar di antaranya di Desa Bentrokan, Kecamatan Sawangan; Desa Pogalan,Kecamatan Pakis; dan Desa Wekas, Kecamatan Ngablak. Sedangkan di wilayah Semarang, yakni Dusun Pakelan,Desa Batur dan Dusun Cunto, Desa Kopeng. “Saat ini kebakaran di wilayah Boyolali dan Desa Bentrokan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang telah berhasil dipadamkan. Tapi di wilayah lainnya masih terus diusahakan,” ujarnya.
Komandan SAR Kabupaten Magelang Heri Prawoto mengatakan, kebakaran hutan taman nasional masih jauh dari wilayah permukiman. Meski demikian, SAR Magelang sudah membagi tugas anggotanya di tiga kecamatan, yakni Sawangan,Pakis,dan Ngablak. “Tim SAR sudah berkoordinasi dengan Polisi Hutan TNGM dan beberapa elemen masyarakat. Kemarin pagi saja, tim sudah naik ke puncak membantu pemadaman dari tiga sisi kecamatan,”ungkapnya.
Sementara itu, puluhan hektare hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), tepatnya di Blok Lambosir dan Depok Lemoh, Desa Setianegara,Kecamatan Cilimus,Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, juga terbakar. Penyebab diduga karena musim kemarau yang berlangsung lama sehingga menyebabkan ilalang di kawasan tersebut mengering dan mudah terbakar. Camat Cilimus R Kuntjoro mengatakan, kebakaran pertama kali terjadi di kawasan Blok Depok Lemoh sekitar pukul 10.00 WIB kemarin.
Warga yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api berupaya memadamkan titik sumber api.“Warga bersama anggota dari TNGC dibantu anggota koramil bergotong royong memadamkan api dengan menggunakan metode sekat bakar,” kata Kuntjoro.
Hujan Buatan Tak Berpengaruh
Sementara itu, kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan terus meluas. Hujan buatan yang dilakukan pemerintah provinsi, ternyata tidak berpengaruh terhadap kebakaran lahan.Berdasarkan data, dalam 10 hari terakhir terdapat 205 titik api di OKI.
”Setelah Lebaran, kondisi cuaca semakin panas, sementara hujan buatan yang dibuat tidak berpengaruh hanya ada beberapa titik saja yang padam. Sementara sebagian besar tidak terkena hujan,” kata Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten OKI Alibudin kemarin. Menurutnya, berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, saat ini terdapat 410 titik api tersebar di beberapa kabupaten,50% di antaranya terdapat di Kabupaten OKI.”Tim masih bekerja keras memadamkan api,”ujarnya. Jumlah titik api yang semakin banyak mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Berdasarkan catatan di Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI yang direkap dari 25 Puskesmas hingga Agustus lalu penderita ISPA mencapai 240 orang. “Jumlahnya diperkirakan terus bertambah seiring makin banyaknya titik api yang muncul,”kata salah seorang petugas. Di Kabupaten Musi Banyuasin kabut asap akibat kebakaran hutan masih terus menyelimuti kota tersebut. Dengan adanya kabut asap ini, penderita penyakit ISPA jumlahnya terus bertambah. ● sierra syailendra/m rohali/m abduh
Magelang Hari Ini : 30 September 2011
-Polisi Harapkan Masyarakat Aktif Informasikan Keberadaan Teroris
-Kedubes AS Ajak Pelajar Magelang Diskusi Film
-Alhamdulillah...Lahan Pertanian Korban Merapi Kembali Dialiri Air
-Pemadaman Dipusatkan Di Ampel
-Kebakaran Hutan Meluas
Bahkan kemarin, titik api semakin membesar dan meluas hingga Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Lahan hutan yang terbakar merupakan kawasan puncak Gunung Merbabu di ketinggian 3.140 dari permukaan laut (dpl).Perkiraan sementara hutan yang terbakar mencapai ratusan hektare.
“Titik api pertama diketahui di Kecamatan Selo, Boyolali pada Selasa (27/9) siang. Namun pada Selasa malam, kobaran api terus meluas hingga wilayah Magelang dan Semarang,”kata koordinator Polisi Hutan, Badan TNGM Kurnia Adi Irawan. Kebakaran hutan terus meluas karena api terkena embusan angin kencang dan lahan terdiri atas vegetasi alangalang yang cepat sekali terbakar. Kondisi ini yang menyulitkan petugas dan warga memadamkan api. Bahkan, kebakaran ini dikhawatirkan dapat merusak sumber air bersih.
Di Kabupaten Magelang, kawasan hutan yang ikut terbakar di antaranya di Desa Bentrokan, Kecamatan Sawangan; Desa Pogalan,Kecamatan Pakis; dan Desa Wekas, Kecamatan Ngablak. Sedangkan di wilayah Semarang, yakni Dusun Pakelan,Desa Batur dan Dusun Cunto, Desa Kopeng. “Saat ini kebakaran di wilayah Boyolali dan Desa Bentrokan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang telah berhasil dipadamkan. Tapi di wilayah lainnya masih terus diusahakan,” ujarnya.
Komandan SAR Kabupaten Magelang Heri Prawoto mengatakan, kebakaran hutan taman nasional masih jauh dari wilayah permukiman. Meski demikian, SAR Magelang sudah membagi tugas anggotanya di tiga kecamatan, yakni Sawangan,Pakis,dan Ngablak. “Tim SAR sudah berkoordinasi dengan Polisi Hutan TNGM dan beberapa elemen masyarakat. Kemarin pagi saja, tim sudah naik ke puncak membantu pemadaman dari tiga sisi kecamatan,”ungkapnya.
Sementara itu, puluhan hektare hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), tepatnya di Blok Lambosir dan Depok Lemoh, Desa Setianegara,Kecamatan Cilimus,Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, juga terbakar. Penyebab diduga karena musim kemarau yang berlangsung lama sehingga menyebabkan ilalang di kawasan tersebut mengering dan mudah terbakar. Camat Cilimus R Kuntjoro mengatakan, kebakaran pertama kali terjadi di kawasan Blok Depok Lemoh sekitar pukul 10.00 WIB kemarin.
Warga yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api berupaya memadamkan titik sumber api.“Warga bersama anggota dari TNGC dibantu anggota koramil bergotong royong memadamkan api dengan menggunakan metode sekat bakar,” kata Kuntjoro.
Hujan Buatan Tak Berpengaruh
Sementara itu, kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan terus meluas. Hujan buatan yang dilakukan pemerintah provinsi, ternyata tidak berpengaruh terhadap kebakaran lahan.Berdasarkan data, dalam 10 hari terakhir terdapat 205 titik api di OKI.
”Setelah Lebaran, kondisi cuaca semakin panas, sementara hujan buatan yang dibuat tidak berpengaruh hanya ada beberapa titik saja yang padam. Sementara sebagian besar tidak terkena hujan,” kata Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten OKI Alibudin kemarin. Menurutnya, berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, saat ini terdapat 410 titik api tersebar di beberapa kabupaten,50% di antaranya terdapat di Kabupaten OKI.”Tim masih bekerja keras memadamkan api,”ujarnya. Jumlah titik api yang semakin banyak mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Berdasarkan catatan di Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI yang direkap dari 25 Puskesmas hingga Agustus lalu penderita ISPA mencapai 240 orang. “Jumlahnya diperkirakan terus bertambah seiring makin banyaknya titik api yang muncul,”kata salah seorang petugas. Di Kabupaten Musi Banyuasin kabut asap akibat kebakaran hutan masih terus menyelimuti kota tersebut. Dengan adanya kabut asap ini, penderita penyakit ISPA jumlahnya terus bertambah. ● sierra syailendra/m rohali/m abduh
Magelang Hari Ini : 30 September 2011
-Polisi Harapkan Masyarakat Aktif Informasikan Keberadaan Teroris
-Kedubes AS Ajak Pelajar Magelang Diskusi Film
-Alhamdulillah...Lahan Pertanian Korban Merapi Kembali Dialiri Air
-Pemadaman Dipusatkan Di Ampel
-Kebakaran Hutan Meluas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar