Magelang - Sebanyak 2005 hektar tanah di 23 bidang bermasalah akibat bencana erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tanah ini tersebar di 29 desa dari 7 kecamatan. Rata-rata kondisi tanah mengalami kerusakan berupa hilang dan tidak jelas batas-batas kepemilikanya.
“Kerusakan dan perubahan terjadi akibat bencana erupsi dan banjir lahar dingin dan erupsi Merapi yang terjadi beberapa waktu lalu,” kata Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Magelang, Tuluswati di sela-sela kegiatan Peringatan Setahun Erupsi Merapi dan 51 tahun Hari Agraria di Lapangan Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jateng, Sabtu(01/10/2011).
Tuluswati menerangkan, data itu muncul setelah BPN Kabupaten Magelang melakukan identifikasi terhadap tanah-tanah yang berada di sekitar lereng Merapi pasca terjadinya bencana erupsi dan banjir lahar dingin.
BPN Pusat melalui BPN wilayah se-Indonesia saat ini sedang gencar melakukan upaya proses identifikasi dan pemulihan yang masuk dalam program Pengaturan Penguasaan Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T).
“Saat ini BPN sedang gencar melakukan kegiatan identifikasi tanah terutama terkait di wilayah rawan bencana. Setelah identifikasi maka akan dilakukan proses pemulihan tanah. Pemulihan tanah ini dilakukan dengan proses rekonstruksi. Salah satu langkahnya memberikan bantuan kepada warga sekitar lereng Merapi dalam bentuk bibit berbagai jenis pohon,” jelas Tuluswati.
Penanaman pohon yang dilakukan warga sekitar Merapi diharapkan bisa mempertahankan keberadaan tanah yang mereka miliki. Terutama menyangkut kepemilikan dan hak atas tanah mereka setelah rusak akibat bencana.
“Maka proses identifikasi dibarengi dengan upaya penanaman pohon supaya jumlah tanah yang hilang tidak bertambah besar akibat bencana,” ungkap Tuluswati.
Setelah dilakukan proses identifikasi dan rekontruksi maka tanah ini akan diputuskan untuk kembali disertifikasi atau tidak. Keputusan ini diambil dengan melihat kondisi sosial pemiliknya yang merupakan warga lereng Merapi.
“Yang pasti dalam proses pemindahan tanah (relokasi) kita mengedepankan upaya penyelamatan warga dari bahaya bencana,” terang Tuluswati.
(lrn/lrn)
Magelang hari ini : 3 Oktober 2011
-Dua Ribu Hektar Tanah Rusak Akibat Erupsi Dan Lahar Dingin Merapi
“Kerusakan dan perubahan terjadi akibat bencana erupsi dan banjir lahar dingin dan erupsi Merapi yang terjadi beberapa waktu lalu,” kata Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Magelang, Tuluswati di sela-sela kegiatan Peringatan Setahun Erupsi Merapi dan 51 tahun Hari Agraria di Lapangan Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jateng, Sabtu(01/10/2011).
Tuluswati menerangkan, data itu muncul setelah BPN Kabupaten Magelang melakukan identifikasi terhadap tanah-tanah yang berada di sekitar lereng Merapi pasca terjadinya bencana erupsi dan banjir lahar dingin.
BPN Pusat melalui BPN wilayah se-Indonesia saat ini sedang gencar melakukan upaya proses identifikasi dan pemulihan yang masuk dalam program Pengaturan Penguasaan Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T).
“Saat ini BPN sedang gencar melakukan kegiatan identifikasi tanah terutama terkait di wilayah rawan bencana. Setelah identifikasi maka akan dilakukan proses pemulihan tanah. Pemulihan tanah ini dilakukan dengan proses rekonstruksi. Salah satu langkahnya memberikan bantuan kepada warga sekitar lereng Merapi dalam bentuk bibit berbagai jenis pohon,” jelas Tuluswati.
Penanaman pohon yang dilakukan warga sekitar Merapi diharapkan bisa mempertahankan keberadaan tanah yang mereka miliki. Terutama menyangkut kepemilikan dan hak atas tanah mereka setelah rusak akibat bencana.
“Maka proses identifikasi dibarengi dengan upaya penanaman pohon supaya jumlah tanah yang hilang tidak bertambah besar akibat bencana,” ungkap Tuluswati.
Setelah dilakukan proses identifikasi dan rekontruksi maka tanah ini akan diputuskan untuk kembali disertifikasi atau tidak. Keputusan ini diambil dengan melihat kondisi sosial pemiliknya yang merupakan warga lereng Merapi.
“Yang pasti dalam proses pemindahan tanah (relokasi) kita mengedepankan upaya penyelamatan warga dari bahaya bencana,” terang Tuluswati.
(lrn/lrn)
Magelang hari ini : 3 Oktober 2011
-Dua Ribu Hektar Tanah Rusak Akibat Erupsi Dan Lahar Dingin Merapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar