Sejumlah warga mengumpulkan pasir Gunung Merapi di pinggir sungai Belan yang banjir lahar dingin di Pabelan, Muntilan, Magelang, Minggu (7/11). [ANTARA/Anis Efizudin] |
TEMPO Interaktif, Yogyakarta- Sebanyak 90 juta meter kubik material vulkanik yang masih tertahan di sejumlah sungai, di kaki Gunung Merapi, berpotensi menjadi ancaman banjir lahar dingin pada musim hujan nanti. "Yang terbawa dan terkeruk setelah erupsi Merapi hanya 30-40 persen dari total 130 juta meter kubik material. Jadi masih ada 90 jutaan sekarang," kata Subandriyo, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Rabu, 5 Oktober 2011.
Menurut dia, volume material sebesar itu, bisa menjadi ancaman banjir lahar dingin di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi. Berdasarkan pendataan BPPTK, sebanyak 90 juta meter kubik pasir itu, tersebar di Kali Woro 7,8 juta meter kubik, Kali Gendol 24 juta meter kubik, Kali Kuning 8,7 juta meter kubik, Kali Boyong 2,4 juta meter kubik, Kali Krasak 10,8 juta meter kubik, Kali Pabelan 20,8 juta meter kubik, Kali Senowo 4,4 juta meter kubik dan Kali Trisik 3,8 meter kubik.
BPPTK sudah memetakan sejumlah kawasan di Sleman, yang akan dilanda banjir lahar dingin. Untuk Kali Gendol misalnya ancaman lahar dingin meliputi Desa Glagaharjo, Sindumartani, dan Argomulyo. Kali Opak meliputi Desa Wukirsari, Argomulyo, dan Bimomartani. Adapun untuk terusan Sungai Opak bawah, meliputi Taman Martani dan Bokoharjo, Prambanan.
Subandriyo belum bisa menilai, efektivitas membangun sudetan untuk mengurangi dampak lahar dingin yang tengah dilakukan di Kecamatan Cangkringan. "Baru bisa dilihat kalau sudah masuk hujan," katanya. Sudetan itu dibuat agar lahar dingin tidak memasuki permukiman warga.
Sementara itu upaya normalisasi enam sungai di Sleman, masih dilakukan, yakni di Sungai Gendol, Opak, Kuning, Boyong, Krasak dan Progo. "Pengerjaan normalisasi sungai masih dilakukan dengan pemerintah desa," kata Purwanto, Kepala Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral, Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Sleman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar