BAGI mayoritas masyarakat lereng Gunung Merapi di Kecamatan Srumbung, tanaman salak nglumut merupakan sumber penghidupan utama. Popularitas salak nglumut bahkan mampu menggeser bahan tambang galian C yang banyak terdapat di lereng Merapi.
Setelah tanaman salak ditanam secara besar-besaran pada 1994, semakin banyak petani yang hidup dari budi daya tanaman salak. Pemasaran juga tidak hanya di sekitar Magelang dan Yogyakarta, namun hampir seluruh kota di Jawa 'diserbu' salak nglumut.
Pada masa jaya, salak nglumut secara rutin juga dikirim ke berbagai pulau di Indonesia seperti Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan lainnya. Salak nglumut bahkan sudah menembus pasar Cina, Singapura, dan Malaysia.
Disebut salak nglumut karena varietas salak ini berasal dari Desa Nglumut di Kecamatan Srumbung. Desa ini memang istimewa karena diapit dua sungai besar berhulu di Gunung Merapi yakni Kali Krasak dan Kali bebeng. Struktur tanah di desa ini didominasi hasil endapan material vulkanik di masa silam.
Salak nglumut ini pada dasarnya berbeda dari salak pondoh. Namun sebagian besar masyarakat lebih dulu mengenal salak pondoh sehingga sering salah menyebutnya. Perbedaan keduanya terletak pada ukuran buah, warna kulit, warna buah, dan tentu saja soal rasa.
"Salak nglumut warna kulit tidak cokelat gelap, tetapi cokelat kekuningan sehingga lebih terang. Begitu juga daging buah lebih kekuningan dan lebih tebal. Untuk rasa jelas lebih manis, "ungkap Koordinator Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (bppk) Kecamatan Srumbung Gunadi Joko Susilo.
Manisnya bertani salak nglumut ini mendorong semakin banyak petani yang alih profesi menjadi petani salak nglumut. Data bppk Kecamatan Srumbung menunjukkan paling tidak ada 8.471 petani dari 17 desa di Kecamatan Srumbung yang bertani salak nglumut.
Mereka mengelola lahan tanaman salak nglumut seluas 1.628 hektare. Wilayah yang paling banyak mengembangkan salak adalah Desa Kaliurang 198 hektare, Ngablak 160 hektare, Sudimoro 145 hektare, Banyuadem 132 hektare, dan Kradenan 122 hektare.
Tak Lagi Manis
Namun erupsi Merapi 2010 menghancurkan pertanian salak nglumut. Dari 1.628 hektare lahan salak nglumut hampir tak ada yang selamat. Kondisi ini disebabkan hujan abu vulkanik sebagian besar jatuh di wilayah Magelang. Tanaman salak terkubur abu dengan ketebalan antara 10-15 cm.
Abu ini memiliki berat jenis yang besar sehingga pelepah salak patah. Abu juga bersifat panas sehingga bunga dan buah salak muda rontok. Hanya buah salak yang sudah besar yang bertahan. Itu pun rasanya berubah karena tercemar abu vulkanik.
Kondisi ini praktis memutus sumber pendapatan masyarakat Srumbung. Jika dalam setiap hektare ada 2.500 rumpun salak maka ada 30 ton per hektare per tahun buah salak yang hilang. Dengan harga rata-rata Rp 4.000 per kilogram maka petani Srumbung kehilangan pendapatan Rp 170 miliar per tahun.
"Itu jika kita gunakan harga Rp 4.000 per kg, padahal seringkali harga salak pada itu. Harga salak bahkan bisa menembus Rp 8.000 per kg. Ini menggambarkan betapa besar kerugian masyarakat sebagai dampak erupsi Merapi, "kata Gunadi.
"Ya kondisi ekonomi yang sulit membuat warga kami berpikir realistis. Sebagian kini terpaksa menjadi penambang.Harapannya sekolah di SMK biayanya tidak besar dan setelah lulus bisa langsung bekerja tanpa harus kuliah, "kata mantan Kepala Desa Sudimoro Rubiyati.
Untuk membantu para petani salak, Gubernur Jawa Bibit Waluyo mengampanyekan penyelamatan salak nglumut secara besar-besaran. Ia mengajak para petani untuk mengembalikan kejayaan salak nglumut dengan cara perawatan dan pemupukan yang baik.
Dengan dukungan dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp 6,6 miliar, gubernur dan para petani melakukan pemangkasan pelepah salak yang rusak. Para petani juga membersihkan abu vulkanik yang menempel pada buah dan tanaman salak. (47)
Magelang Hari ini : 2 Oktober 2011
-KORUPSI BUKU AJAR TAHUN 2003 DISIDANGKAN
-Aktor Kerusuhan Temanggung, Syihabudin Bebas Bersyarat
-Kembalikan Kejayaan Salak Nglumut
-Polisi Sebar Foto DPO Teroris
Magelang Hari ini : 2 Oktober 2011
-KORUPSI BUKU AJAR TAHUN 2003 DISIDANGKAN
-Aktor Kerusuhan Temanggung, Syihabudin Bebas Bersyarat
-Kembalikan Kejayaan Salak Nglumut
-Polisi Sebar Foto DPO Teroris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar