"Kami tidak menyiksa siapa pun. Kami tidak melanggar hak asasi manusia. Kami hanya berusaha untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar." Demikian ucapan Kepala Kepolisian Daerah Aceh, Inspektur Jenderal (Irjen) Iskandar Hasan seperti dikutip koran Belanda De Volkskrant.
Kata-kata petinggi Polri itu menyangkut operasi penangkapan dan penggundulan anak-anak punk Aceh baru-baru ini.
Mandi spiritual
Gara-gara mengunjungi konser punk di Aceh, provinsi paling konservatif di Indonesia, 64 anak-anak punkmengalami dampaknya. Polisi menyergap dan memotong rambut mereka serta merampas gelang, kalung mereka. Kemudian para remaja itu dicemplungkan ke dalam air untuk melakukan "mandi spiritual". Begitulah De Volkskrant mengawali pemberitaannya.
Gara-gara mengunjungi konser punk di Aceh, provinsi paling konservatif di Indonesia, 64 anak-anak punkmengalami dampaknya. Polisi menyergap dan memotong rambut mereka serta merampas gelang, kalung mereka. Kemudian para remaja itu dicemplungkan ke dalam air untuk melakukan "mandi spiritual". Begitulah De Volkskrant mengawali pemberitaannya.
Operasi "aneh" yang dilakukan oleh Kapolda Hasan ini, menarik perhatian dunia internasional Rabu kemarin. Tindakannya merupakan bagian dari kebijakan provinsi tersebut untuk memerangi bahaya yang mengancam "nilai-nilai Islam".
"Aceh adalah satu-satunya provinsi di Indonesia - yang mayoritas dari 240 penduduknya adalah Muslim - yang menerapkan syariat Islam," tulis De Volkskrant lebih lanjut.
Koran beraliran kiri Belanda ini juga mengutip ucapan Fauzan seorang remaja punk yang rambutnya dipangkas. "Kenapa rambut saya? Kami kan tidak mengganggu orang. Ini pilihan kami. Kenapa mereka memperlakukan kami seperti kriminal?" kata remaja berusia 20 tahun itu.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Pemberlakuan syariat Islam
Bukan hanya De Volkskrant yang menyorot peristiwa ini, tapi juga banyak koran online. Misalnya koran terbitan Belgia Het Laatste Nieuws (HLN.be). Seperti De Volkskrant, koran online berbahasa Belanda dari Belgia itu juga menulis bahwa Aceh adalah satu-satunya provinsi Indonesia yang memberlakukan syariat Islam.
Bukan hanya De Volkskrant yang menyorot peristiwa ini, tapi juga banyak koran online. Misalnya koran terbitan Belgia Het Laatste Nieuws (HLN.be). Seperti De Volkskrant, koran online berbahasa Belanda dari Belgia itu juga menulis bahwa Aceh adalah satu-satunya provinsi Indonesia yang memberlakukan syariat Islam.
"Zina dihukum rajam, homoseksual dipenjarakan atau dicambuk dan jilbab diwajibkan kepada semua perempuan," tulis HLN.be lebih lanjut. "Mereka juga dilarang mengenakan celana jeans ketat." De Volkskrantmenambahkan.
Anak-anak punk tersebut tidak hanya dicukur rambutnya, tapi mereka "derehabitasi". Mereka dilatih ala militer dan disuruh mengaji.
Wakil ketua Komnasham Nur Kholis juga mengecam penahanan anak-anak punk selama sepuluh hari tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar