TEMANGGUNG--MICOM: Lantaran
aktivitas Gunung Sindoro di perbatasan Temanggung-Wonosobo, Jawa
Tengah, mulai menunjukkan penurunan, sebagian besar alat pemantau
dipindah ke Gunung Ijen di Banyuwangi.
Semula
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi,
memasang enam jenis alat pemantau di Gunung Sindoro. Empat alat
ditempatkan di lereng Gunung Sindoro, yakniseismograf short period (tiga unit), seismograf broadband (dua unit), tilt meter (satu unit), danelectronic distance measurement atau EDM dengan dua reflektor.
Sedangkan, dua alat yang digunakan secara mobile, yakni kamera inframerah (satu unit) dan mini differential optical absorption spectrometer atau DOAS (satu unit).
Seismograf short period dan seismograf broadbandberfungsi untuk memantau aktivitas kegempaan.Tiltmeter dan
EDM digunakan untuk mengukur deformasi gunung. Mini DOAS dan kamera
inframerah masing-masing digunakan untuk mengukur tekanan uap panas dan
anomali panas di kawasan puncak gunung.
"Sekarang
alat yang masih ditempatkan di Gunung sindoro hanya EDM beserta
reflektornya. Yang lain dibawa ke Gunung Ijen karena aktivitas gunung
itu lebih tinggi," ujar Pengamat Gunung Sindoro, Yuli Rahmatuloh, Rabu
(21/12/2011).
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Selain
itu, lanjut Yuli, enam orang personel dari Badan Geologi yang semula
ditempatkan di Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Sumbing, Desa
Gentingsari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, juga sudah
ditarik. Hal itu disebabkan aktivitas Gunung Sindoro dinilai sudah tidak
membahayakan.
Dilihat
dari data kegempaan, pada Selasa (20/12/2011) Gunung Sindoro mengalami
dua kali gempa tektonik jauh, satu kali tektonik lokal, dan dua kali
embusan. Data kegempaan ini cenderung menurun dibanding beberapa waktu
sebelumnya.
"Namun
begitu, status Gunung Sindoro masih pada level dua atau waspada.
Soalnya aktivitas kegempaan masih cenderung fluktuatif," tambah Kepala
Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, PVMBG, Badan Geologi,
Hendrasto, saat dihubungi wartawan melalui telepon.
Penurunan
aktivitas kegempaan, menurut Hendrasto, tidak secara otomatis membuat
status gunung itu menjadi aktif normal. Aktivitas vulkanik, katanya,
tidak bisa dengan mudah disimpulkan karena masih ada hembusan yang
mengindikasikan ada aktivitas magma. (TS/OL-10)
Baca Juga
-Aktivitas Gunung Sindoro masih Fluktuatif-Badan Geologi Butuh Waktu Analisa Gunung Sindoro
-Warga Terganggu Isu Gunung Sindoro Meletus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar