Foto: Parwito/detikcom |
Dua
warung yang terletak di depan perusahaan dan sebuah kantin sudah dalam
kondisi rusak. Akibat kejadian itu diperkirakan kerugian mencapai
ratusan juta rupiah.
Informasi
yang dihimpun detikcom di tempat kejadian Selasa (20/12/2011) talud ini
diperkirakan runtuh pada dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Pasalnya
sehari sebelumnya Senin (19/12/2011) telah terjadi hujan selama lima jam
dimulai sekitar pukul 18.00 WIB.
"Waktu
itu puluhan karyawan masih bekerja di bagianya masing-masing di dalam
perusahaan pengolahan kayu. Tiba-tiba ada seorang warga sekitar
memberitahukan bahwa tembok depan pabrik runtuh. Untung saja kejadianya
pas shift malam. Kalau shift siang bisa ratusan sepedamotor yang rusak,”
ungkap Yulianto (26) warga Desa Rejosari, Kecamatan Pringsurat,
Temanggung, Jateng.
Yulianto
memperkirakan runtuhnya talud akibat labil dan gambutnya tanah bagian
depan perusahaan. Sebab, tanah liat berwarna merah itu juga bercampur
dengan kulit pohon sisa pengolahan kayu menjadi triplek (playwood).
Selain itu pada bagian atas depan tertumpuk ratusan kubik kayu pinus yang merupakan bahan baku playwood.
"Perkiraanya
selain tanah labil dan gambut, beban tumpukan kayu pinus mengakibatkan
runtuhnya talud. Selain itu hujan deras yang mengguyur hingga lima jam
lebih mengakibatkan semakin lenturnya tanah," ungkap Yulianto.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Hingga
pukul 14.45 WIB, ratusan karyawan PT SSS dibantu dengan aparat
TNI-Polri masih berupaya melakukan proses evakuasi sepeda motor. Mereka
menggunakan peralatan manual seperti palu godam, cangkul dan linggis
untuk berupaya mengeluarkan sepeda motor yang sudah dalam kondisi
ringsek.
Puluhan
karyawan PT SSS yang mempunyai karyawan 500 lebih itu sebagian duduk
termenung meratapi nasib sepeda motor mereka yang rusak akibat runtuhnya
talud.
Kejadian
itu mengakibatkan ratusan warga Desa Rejosari, Kecamatan Pringsurat
berduyun-duyun ingin menyaksikan kejadian itu. Bahkan ada beberapa warga
yang mengabadikan runtuhnya talud dengan menggunakan kamera handphone
mereka.
Akibatnya,
arus lalu lintas Jalan Raya Semarang-Temanggung-Magelang-Yogyakarta
dalam kondisi padat merayap sebab banyak pemakai jalan yang berhenti
sejenak ingin menyaksikan runtuhnya tembok berupa talud itu.
Sejumlah
petugas polisi lalu lintas berjaga-jaga disekitar kejadian untuk
mengurai serta mengatur kelancaran lalu lintas di sepanjang jalan raya
jalur Semarang-Temanggung-Magelang-Yogyakarta itu.
Baca Juga
-Badan Geologi Butuh Waktu Analisa Gunung Sindoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar