esse magelang: Kriminal Temanggung : Dukun Tipu Miliaran Rupiah

Rabu, 07 Desember 2011

Kriminal Temanggung : Dukun Tipu Miliaran Rupiah

Ditangkap Polisi

TEMANGGUNG- Aryani (40) alias Anik, warga Desa Dlimoyo, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, ditangkap polisi. Pelaku yang dikenal sebagai dukun itu menipu klien miliaran rupiah.

Merasa kena tipu, sejumlah orang melapor ke Polsek Ngadirejo. Polisi kemudian menangkap tersangka di rumahnya, Jumat (2/12). Menurut Kapolsek Ngadirejo, Iptu Jumianto kemarin, penangkapan terhadap Anik berdasarkan laporan dari sejumlah korban.

Dalam penyidikan, tersangka dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, dengan ancaman 4 tahun penjara itu. Tersangka kini ditahan di Polres Temanggung.

”Proses penyidikan tersangka selesai, dan berkasnya hari ini (kemarin) kami serahkan ke kejaksaan,”jelasnya.

Seorang korban tersangka mengatakan, dirinya dimintai uang oleh tersangka secara bertahap hingga mencapai jumlah Rp 60 juta.

Rekannya yang lain yang sama-sama pengusaha menyetorkan uang total Rp 145 juta.

Bahkan, seorang pedagang tembakau dan caleg DPRD II Pemilu 2009 telah menyerahkan uang Rp 300 juta hingga Rp 500 juta.

Dimintai Uang

”Orang-orang yang datang ke dukun itu banyak sekali. Informasinya, mereka dimintai uang dengan menyesuaikan kondisi ekonominya. Uang yang diterimanya bukan hanya dari kami bertiga. Uang yang diperoleh tersangka diperkirakan mencapai miliaran rupiah,”tuturnya.

Ia datang ke rumah dukun itu berawal ketika ia melihat barang-barang aneh di rumah tersangka, seperti kulit harimau dan jarum di tempat tidur.

Atas saran temannya, dia pergi ke Anik, yang selama ini dikenal sebagai dukun hal-hal mistis.

Namun alih-alih memberikan ajimat untuk menolak gangguan mistis, sang dukun justru meminta uang.

”Dukun itu hanya memberi air putih untuk saya minum. Kemudian waktu-waktu berikutnya, dia meminta uang secara bertahap dalam jumlah Rp 9 juta, dan seterusnya merupakan kelipatannya,”ungkap dia.

Sebagaimana teman-teman yang lain, ketika dia memberi uang seperti dihipnotis tersangka, sehingga tidak sadarkan diri. Seperti ketika tersangka menelepon untuk meminta uang. Perasaannya selalu ingin segara menyuruh orang atau mengantarkan sendiri.

Suatu saat, dia tidak mau menyerahkan uang. Namun, tersangka malah mencaci maki dan mengatakan kehidupannya akan sulit, rezekinya tidak lancar, harta bendanya hilang.

”Caci maki yang membuat kami sakit hati itu, justru menyadarkan kami kalau telah tertipu. Bersama teman-teman, kami melapor ke polisi,”ujarnya.

Sumber SM (H24-53)

-------------------------------------------------------------------------------------------