MUNGKID-Penyelesaian pekerjaan jembatan gantung Srowol, Progowati, Mungkid, Kabupaten Magelang mendekati tahap akhir. Proyek Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp 8,5 miliar itu rencananya akan diresmikan Menteri PU awal pekan depan.
Warga berharap, jembatan di atas Kali Pabelan itu dilengkapi lampu penerangan. Apalagi jembatan berada di jalur menikung, sehingga tanpa lampu dapat membahayakan para pengguna jalan pada malam hari.
”Sebaiknya jembatan dilengkapi lampu karena posisinya di jalur sempit dan menikung sangat tajam. Baik dari arah Muntilan maupun arah Mendut. Tanpa lampu penerangan, kawasan sekitar jembatan akan sangat gelap,” kata Subandi, 30, warga Desa Progowati, Mungkid.
Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Secang-Pringsurat dan Muntilan-Salam, Satuan Non Vertikal (SNVT) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jateng Budi Sudarman mengemukakan bahwa pelaksana tinggal menyelesaikan pembuatan operit di dua ujung jembatan. Untuk pemasangan lampu penerangan, kata dia, menjadi tanggung jawab Pemkab Magelang. ”Begitu pula mengenai teknik pengaturan arus kendaraan yang akan melintas di sana,” tuturnya.
Terpisah, Sekretaris DPU-ESDM Pemkab Magelang Sutarno mengatakan bahwa soal pemasangan lampu penerangan di jembatan gantung Srowol akan dikoordinasi dengan dinas terkait. ”Akan kita koordinasikan dulu,” ujarnya.
Dari pantauan ke lokasi, jembatan semi permanen sepanjang 120 meter dan lebar 3 meter tengah dalam tahap pembuatan operit. Operit dibuat setinggi dua meter dari pondasi, masing-masing sejauh 50 meter dari permukaan jalan di dua ujung jembatan. ”Setelah pengerasan urugan operit selesai, segera dilapisi aspal. Pekerjaan tersebut diperkirakan beres pada akhir pekan nanti. Begitu juga dengan pembuatan prasarana penguat pondasi di bawah pondasi,” jelas Budi.
Rencana pengoperasian jembatan gantung Srowol pekan depan, tidak serta merta diikuti penutupan jembatan sesek (bambu) di bawah proyek BNPB tersebut. Diperkirakan, jembatan gantung tersebut belum mampu menampung semua jenis kendaraan yang lewat. Mengingat arus kendaraan di jalur alternatif Muntilan-Kota Mungkid itu tergolong padat.
”Meski jembatan gantung sudah dibuka, kami yakin masih banyak pengendara sepeda motor yang ingin menggunakan jembatan bambu itu. Terutama pada jam-jam sibuk,” tambah Bandi, 43, warga Progowati.
Jembatan sesek dibangun bersama oleh masyarakat dua desa, Progowati (Mungkid) dan Adikarto (Muntilan) beberapa hari paska runtuhnya jembatan Srowol akibat banjir lahar dingin Merapi awal Desember 2010. Sejauh ini, jembatan darurat itu sangat membantu pengendara motor yang terbiasa memilih jalur alternatif dari Muntilan ke Borobudur dan sebaliknya. Mereka pun dengan sukarela memberikan Rp 1.000 untuk sekali lewat.
Menurut Sudar, 43, salah satu operator jembatan sesek, setiap hari ada 22 orang yang menjaga jembatan itu secara bergantian. ”Jumlah itu hanya untuk yang berjaga di sisi barat jembatan. Di sisi timur jembatan, ada kelompok warga Adikarto. Jika ada pengendara motor takut menyeberang, petugas akan membantu,” tandas Sudar.
Sumber : Radar Jogja
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar