MAGELANG - Pendidikan karakter yang tangguh seharusnya mulai ditanamkan sejak usia dini mengingat usia dini merupakan periode emas dan kritis. Namun demikian seiring dengan berkembangnya lembaga PAUD tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sarana dan prasarana. Hal itu tampak dari kualitas pengelolaan yang belum optimal, jumlah pendidik terbatas, kualifikasi dan kompetensi yang belum optimal. “Masih ditambah pengelolaan PAUD yang masih banyak permasalahan,” kata Ketua Litbang Pusat Pendidikan Non Formal dan Pemuda/P2NFP Provinsi Jawa Tengah, Pujiana, dalam seminar Revitaliasi Pendidik dan Manajemen Pengelolaan PAUD yang diadakan Prodi PAUD FKIP Universitas Muhamadiyah Magelang (UMM), kemarin. Permasalahan dalam pengelolaan PAUD antara lain manajemen yang masih bersifat try and error, manajemen gotong royong, manajemen ewuh pekewuh serta belum adanya norma tertulis. Dalam mengelola PAUD sebaiknya anak dijadikan sebagai subyek utama sehingga semua diprogramkan untuk kepentingan terbaik anak. Selain itu juga agar menciptakan iklim kebersamaan dimana semua orang yang terlibat didalamnya mempunyai sikap rasa saling memiliki serta terbuka pada perubahan. “Selain itu kita arus berani mengevaluasi diri dan dievaluasi,” tutur Pujiana
Pemateri lain, Wakil Ketua Himpunan Pendidik Anak Usia Dini/HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah, Nurti Wijayanti, menyampaikan materi tentang Revitalisasi PAUD. Praktisi PAUD Terpadu Aisyiyah 02 Pati itu menyampaikan bahwa anak usia dini belajar 24 jam sehari dimana saja sehingga orangtua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak dengan prosentase 60 persen, guru 20 persen dan lingkungan 20 persen. Dalam pembelajaran PAUD, Nurti mengemukakan beberapa prinsip antara lain embelajaran berpusat pada anak, memperhatikan minat, keunikan dan kebutuhan anak, mengembangkan aspek moral. (dem)
Kabar
gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas
karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh,
90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat.
Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta
keluhan penyakit, kirim ke 081392593617 Kunjungi Website
Magelang hari Ini :
> PMI Salurkan Air Bersih
> Minin Fasilitas Penghuni Rumah sementara menjerit
> Tanamkan Pendidikan Karakter> PMI Salurkan air Bersih
> Wow, Harga Emas Nyaris Rp 600 per Gram
> Pawai Taaruf Jelang Ramadan
> Pesona Candi Borobudur
>Tes Urine Terhadap PNS Pemkot
> Jaringan Judi Honkong Terbongkar
> Tingkat Konsumsi BBM Masih Stabil
> Perlu 24 Hektar Lahan Warga Untuk Luruskan Alur Kali Putih
> Pedagang Diminta Pindah Dari Jalan Diponegoro
>Jalan Magelang - Jogja Mulus H -10 Lebaran
> Maglang Belum Siap Laksanakan E- KTP
Pemateri lain, Wakil Ketua Himpunan Pendidik Anak Usia Dini/HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah, Nurti Wijayanti, menyampaikan materi tentang Revitalisasi PAUD. Praktisi PAUD Terpadu Aisyiyah 02 Pati itu menyampaikan bahwa anak usia dini belajar 24 jam sehari dimana saja sehingga orangtua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak dengan prosentase 60 persen, guru 20 persen dan lingkungan 20 persen. Dalam pembelajaran PAUD, Nurti mengemukakan beberapa prinsip antara lain embelajaran berpusat pada anak, memperhatikan minat, keunikan dan kebutuhan anak, mengembangkan aspek moral. (dem)
Magelang hari Ini :
> PMI Salurkan Air Bersih
> Minin Fasilitas Penghuni Rumah sementara menjerit
> Tanamkan Pendidikan Karakter> PMI Salurkan air Bersih
> Wow, Harga Emas Nyaris Rp 600 per Gram
> Pawai Taaruf Jelang Ramadan
> Pesona Candi Borobudur
>Tes Urine Terhadap PNS Pemkot
> Jaringan Judi Honkong Terbongkar
> Tingkat Konsumsi BBM Masih Stabil
> Perlu 24 Hektar Lahan Warga Untuk Luruskan Alur Kali Putih
> Pedagang Diminta Pindah Dari Jalan Diponegoro
>Jalan Magelang - Jogja Mulus H -10 Lebaran
> Maglang Belum Siap Laksanakan E- KTP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar