Magelang, CyberNews. Kekeringan di Kabupaten Magelang, meluas ke kawasan sekitar sungai-sungai yang berhulu di kaki Gunung Merapi. Tidak hanya di kawasan pegunungan.
"Yang rawan kekeringan musim kemarau ini bukan hanya enam desa di Kecamataan Borobudur, Salaman dan Kajoran," kata Heri Prawoto, Kasubid Penyelamatan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Bencana Kabupaten Magelang, Senin (18/7).
Tetapi sekarang sudah berkembang menjadi 28 desa yang tersebar di sembilan kecamatan. Di Kecamatan Srumbung terdapat delapan desa, Dukun (lima), Sawangan (satu), Muntilan (satu), Salam (tiga), Borobudur (tiga), Salaman (dua) Kajoran (dua) dan Mungkid (tiga).
Dua puluh dua desa tambahan, kebanyakan berlokasi di tepi sungai yang berhulu di kaki Gunung Merapi. Sungai itu dilalui banjir lahar, sehingga jembatan rusak, bendungan ambrol dan penyimpangan arus. Akibatnya, air tidak bisa mengalir ke anak sungai yang menuju persawahan maupun perkampungan.
Munasir, warga Blangkunan mengatakan, sebulan terakhir sumurnya mengering. Padahal, selama ini sumur itu tidak pernah kering meskipun musim kemarau.
Kondisi itu dialami semua warga Blangkunan, yang berada di tepi Sungai Pabelan. Warga berusaha mendapatkan air dengan cara menggali sumurnya lebih dalam, tetapi ternyata kering. Diduga, penyebabnya dam Sungai Pabelan di Gununglemah Sawangan, ambrol diterjang banjir lahar. Akibatnya warga sekarang tidak lagi memiliki sumber air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Palang Merah Indonesia membantu dua tangki/hari. Air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhan sebanyak 400 kepala keluarga.
( Tuhu Prihantoro / CN31 / JBSM )
Sumber : Suara Merdeka.com
- 2 Siswa SMP Negri I Juara Robot Internasional
Berita Terkait Hari Ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar