04 Juli 2011
Harga Kubis Naik Luar Biasa
MAGELANG - Mestinya Triyono, Budi dan teman-teman Surame dari Ngablak dan Yanto dari Pakis, Kabupaten Magelang, saat ini gembira. Karena harga kubis naik luar biasa. Betapa tidak, dalam beberapa hari terakhir ini, harga kubis berubah dari sekitar Rp 1.000/kg menjadi hampir Rp 3.000/kg. Lebih luar biasa lagi karena beberapa minggu lalu bahkan harga kubis ditingkat petani berada pada posisi di bawah Rp 200/kg.
Itu artinya ada peningkatan harga lebih dari sepuluh kali lipat†hanya dalam waktu sekitar satu bulan. Tetapi kenyataannya, Triyono, Yanto dan petani lainnya di Lereng Merbabu itu, hanya sedikit yang menikmati harga baik sekarang ini.
Pasalnya bukan karena diakali pedagang atau lainnya, tetapi semata-meta karena tidak punya hasil panen. Jatuh-bangunnya petani karena harga hasil panen ini, agaknya tidak hanya pada komoditas kubis saja, tetapi hampir semuanya mulai dari sayuran, buah, beras, empon-empon hingga palawija.
Jadi masalahnya adalah pada pola panen yang tidak sesuai dengan besarnya permintaan pasar.
Menurut Direktur Lembaga Konsultan dan Agribisnis ”Beras Merah” Kabupaten Magelang, Ir H Soekam Parwadi, masalah tersebut tidak sepenuhnya dapat diatasi oleh petani sendiri secara lokal (kabupaten) atau regional (provinsi). (pr-28)
Harga Kubis Naik Luar Biasa
MAGELANG - Mestinya Triyono, Budi dan teman-teman Surame dari Ngablak dan Yanto dari Pakis, Kabupaten Magelang, saat ini gembira. Karena harga kubis naik luar biasa. Betapa tidak, dalam beberapa hari terakhir ini, harga kubis berubah dari sekitar Rp 1.000/kg menjadi hampir Rp 3.000/kg. Lebih luar biasa lagi karena beberapa minggu lalu bahkan harga kubis ditingkat petani berada pada posisi di bawah Rp 200/kg.
Itu artinya ada peningkatan harga lebih dari sepuluh kali lipat†hanya dalam waktu sekitar satu bulan. Tetapi kenyataannya, Triyono, Yanto dan petani lainnya di Lereng Merbabu itu, hanya sedikit yang menikmati harga baik sekarang ini.
Pasalnya bukan karena diakali pedagang atau lainnya, tetapi semata-meta karena tidak punya hasil panen. Jatuh-bangunnya petani karena harga hasil panen ini, agaknya tidak hanya pada komoditas kubis saja, tetapi hampir semuanya mulai dari sayuran, buah, beras, empon-empon hingga palawija.
Jadi masalahnya adalah pada pola panen yang tidak sesuai dengan besarnya permintaan pasar.
Menurut Direktur Lembaga Konsultan dan Agribisnis ”Beras Merah” Kabupaten Magelang, Ir H Soekam Parwadi, masalah tersebut tidak sepenuhnya dapat diatasi oleh petani sendiri secara lokal (kabupaten) atau regional (provinsi). (pr-28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar