SALAM
- Belum diserahterimakan, bukan berarti tidak bisa ditempati. Demikian
prinsip yang dipegang Pemkab Magelang terhadap bangunan hunian sementara
(Huntara) di Lapangan Mancasan, Desa Gulon, Kecamatan Salam. Huntara
mulai kemarin ditempati 306 keluarga, yang selama ini mengungsi di TPA
Tanjung, Kecamatan Muntilan dan tenda pengungsian di Lapangan Jumoyo,
Kecamatan Salam. Mereka terdiri dari 95 warga Desa Sirahan, Kecamatan
Salam sebanyak 95 keluarga dan sisanya dari warga Desa Jumoyo, Salam.
Menurut Kasubid Penyelamatan Badan Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana
Alam (Kesbangpol dan PBA) Pemkab Magelang, Heri Prawoto, pemindahan
dilakukan karena pengungsi ingin bisa menempati Huntara sebelum bulan
Puasa. “Namun, karena belum ada serah terima secara resmi dari
pemerintah, maka mereka masih berstatus sebagai pengungsi,” katanya,
kemarin.
Dalam posisi sebagai pengungsi, konsekuensinya penghuni Huntara hanya menerima bantuan yang berupa beras empat ons dan uang lauk pauk Rp 4.500/orang per hari. Padahal, jika mereka telah resmi menempati Huntara, maka akan mendapatkan jaminan hidup sebanyak Rp5.000/ jiwa per hari selama satu bulan. “Pemerintah membangun sebanyak 306 huntara untuk korban banjir lahar dingin yang kehilangan rumah di wilayah Kabupaten Magelang. Jumlah tersebut telah sesuai surat pernyataan para korban banjir yang menyatakan bersedia menempati Huntara,” tuturnya.
Huntara tersebut sebanyak 106 unit dibangun di Lapangan Mancasan, 121 unit di Lapangan Jumoyo, 90 unit di Lapangan Larangan dan sembilan unit di Lapangan Banyudono, Kecamatan Dukun.
Terpisah, Kepala Desa Sirahan, Muryono mengatakan, kemungkinan uang lauk pauk pengungsi sebesar Rp 4.500 tidak akan dikoordinir desa lagi. Karena di Huntara tidak ada dapur umum. “Uang lauk pauk itu mungkin akan dibagikan langsung ke pengungsi. Namun sistem pembagiannya belum tahu dan masih menunggu instruksi dari pemerintah,” ujarnya.
Salah satu pengungsi yang kini menempati Huntara Mancasan, Yono, berharap bisa hidup lebih layak lagi. “Senang bisa pindah ke Huntara, karena selama tujuh bulan sejak Januari lalu berada di pengungsian Tanjung. Rasanya jenuh dan bosan karena hidup bersama-sama serta tanpa privasi. Semoga di Huntara tempatnya lebih nyaman ada privasi,” tandas pria asal Desa Sirahan tersebut. (dem)
Terkait Berita hari ini :
> 400 Orang Densus 26 Siap Perang Di Bulan Puasa
> PS Portugal Nyanyikan Burung Kakak Tua
> Warga Gempol Enggan Pindah
> Lomba Panjat Pinang Dimajukan
> Poppy Optimis UMKM Magelang Maju
> Peraturan Pemkot Ditabrak, Pembangunan Hotel Oxalis Jalan Terus
> Huntara Mulai Ditempati
Dalam posisi sebagai pengungsi, konsekuensinya penghuni Huntara hanya menerima bantuan yang berupa beras empat ons dan uang lauk pauk Rp 4.500/orang per hari. Padahal, jika mereka telah resmi menempati Huntara, maka akan mendapatkan jaminan hidup sebanyak Rp5.000/ jiwa per hari selama satu bulan. “Pemerintah membangun sebanyak 306 huntara untuk korban banjir lahar dingin yang kehilangan rumah di wilayah Kabupaten Magelang. Jumlah tersebut telah sesuai surat pernyataan para korban banjir yang menyatakan bersedia menempati Huntara,” tuturnya.
Huntara tersebut sebanyak 106 unit dibangun di Lapangan Mancasan, 121 unit di Lapangan Jumoyo, 90 unit di Lapangan Larangan dan sembilan unit di Lapangan Banyudono, Kecamatan Dukun.
Terpisah, Kepala Desa Sirahan, Muryono mengatakan, kemungkinan uang lauk pauk pengungsi sebesar Rp 4.500 tidak akan dikoordinir desa lagi. Karena di Huntara tidak ada dapur umum. “Uang lauk pauk itu mungkin akan dibagikan langsung ke pengungsi. Namun sistem pembagiannya belum tahu dan masih menunggu instruksi dari pemerintah,” ujarnya.
Salah satu pengungsi yang kini menempati Huntara Mancasan, Yono, berharap bisa hidup lebih layak lagi. “Senang bisa pindah ke Huntara, karena selama tujuh bulan sejak Januari lalu berada di pengungsian Tanjung. Rasanya jenuh dan bosan karena hidup bersama-sama serta tanpa privasi. Semoga di Huntara tempatnya lebih nyaman ada privasi,” tandas pria asal Desa Sirahan tersebut. (dem)
Terkait Berita hari ini :
> 400 Orang Densus 26 Siap Perang Di Bulan Puasa
> PS Portugal Nyanyikan Burung Kakak Tua
> Warga Gempol Enggan Pindah
> Lomba Panjat Pinang Dimajukan
> Poppy Optimis UMKM Magelang Maju
> Peraturan Pemkot Ditabrak, Pembangunan Hotel Oxalis Jalan Terus
> Huntara Mulai Ditempati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar