TRIBUNJATENG.COM MAGELANG, - Kota Magelang telah menetapkan daerahnya sebagai Kota Layak Anak, ditandai dengan pelepasan 5.500 balon warna-warni ke udara yang masing-masing balon membawa pesan tentang hak-hak anak, juga diterbangkan lima layang-layang masing-masing berukuran 4x6 meter sebanyak lima buah di langit Kota Gethuk ini, Minggu (30/7).
Selain itu, juga ditampilkan fashion show batik Magelang yang diperagakan oleh anak-anak dari siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK se Kota Magelang, di gedung Wiworo Wiji Pinilih.
Wali Kota Magelang, Ir Sigit Widyonindito mengatakan ini merupakan potensi yang tak ternilai, baik bagi pembangunan daerah maupun pengembangan Kota Magelang sendiri. "Dengan pencanangan ini diharapkan anak-anak dapat hidup nyaman di Kota Magelang melalui keramahan lingkungan mulai dari keluarga hingga kotanya," kata Sigit.
Ia juga berharap adanya pencanangan ini dapat meminimalisir adanya kasus kekurangan gizi, putus sekolah, kekerasan pada anak, dan juga diharapkan dapat menunjang tumbuh kembang fisik maupun kecerdasannya.
Pencanangan ini didasarkan pada Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak nomor 02/2009 tentang kebijakan kota layak anak yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian hak hidup dan berkembang anak, serta meningkatkan keluarga yang ramah terhadap anak.
Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Magelang, Wulandari kepada mengatakan fashion show itu jangan dinilai sebuah aksi eksploitasi pada anak tapi itu merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak-anak.
"Kami sudah ada komitmen untuk memberikan perhatian lebih kepada anak, ditandai dengan penandatanganan bersama oleh Wali Kota, SKPD, DPRD, dan lain-lain," katanya.
Karena, lanjut Wulan, persyaratan utama untuk menjadi kota layak anak adalah komitmen dari semua komponen masyarakat, dunia usaha, dan lain-lain. Kemudian, setelah adanya pencanangan ini, pada tahun 2012 mendatang ditargetkan Rencana Aksi Daerah (RAD) sudah selesai. Dalam RAD tersebut juga akan dibentuk kelembagaan sampai ke tingkat kelurahan dan sekaligus membentuk profil anak di masing-masing lingkungannya.
"Sedangkan target pencanangan kelurahan layak anak sendiri adalah nanti pada tahun 2013-2015," ujar Wulan.
Ia menyebutkan, sepanjang tahun 2011, di Kota Magelang tercatat ada sembilan kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak, meliputi pencabulan, kekerasan fisik, dan pencurian.
"Dan yang menjadi pembeda antara Kota Magelang dengan yang lain, di sini diselenggarakan secara mandiri tanpa ada dana dari pemerintah pusat, melainkan dari APBD dan swadaya masyarakat," katanya.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
DR Wahyu Hartomo M Sc saat kepada Tribun Jogja seusai acara mengatakan, memang untuk menjadikan sebuah kota layak anak tidak bisa instan, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan. "Seharusnya ini bukan pencanangan kota layak anak tapi pencanangan menuju kota layak anak. Karena untuk menuju ke sana membutuhkan waktu minimal sepuluh tahun," katanya.
Ia juga berharap adanya komitmen yang betul-betul serius dari kepala daerah di masing-masing kota-kabupaten dibuktikan melalui Perda. Kemudian setelah itu, dilanjutkan penetapan anggaran selama lima tahun. "Kalau semuanya betul-betul serius pasti bisa, karena biasanya setiap daerah kendalanya adalah dana," ujarnya.
Pihaknya mentargetkan, pada tahun 2014 mendatang akan ada kota-kabupaten yang menjadi daerah layak anak, sedangkan saat ini baru terdapat 80 Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia.(had)
Editor : budi_pras
Laporan Wartawan Tribun Jogja / M Huda
Kabar
gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas
karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh,
90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat.
Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta
keluhan penyakit, kirim ke 081392593617 Kunjungi Website
Magelang Hari Ini :
> FPI Razia Miras
> Sambut Ramadahan Siswa SD Muhammadiah Bagikan Bunga
> Bersih Bersih Alun Alun
> Tehnologi Dibalik Pembangunan Borobudur
> Waspadai Peredaran Uang Palsu
> Antisipasi Banjir Lahar Dingin, Pemerintah Sudet Kali Putih
> Magelang Canangkan Kota Layak Anak Secara Mandiri
> Gubernur Jateng Tolak Tanah Bengkok Jadi Relokasi Pengungsi

Magelang Hari Ini :
> FPI Razia Miras
> Sambut Ramadahan Siswa SD Muhammadiah Bagikan Bunga
> Bersih Bersih Alun Alun
> Tehnologi Dibalik Pembangunan Borobudur
> Waspadai Peredaran Uang Palsu
> Antisipasi Banjir Lahar Dingin, Pemerintah Sudet Kali Putih
> Magelang Canangkan Kota Layak Anak Secara Mandiri
> Gubernur Jateng Tolak Tanah Bengkok Jadi Relokasi Pengungsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar