Tak Direstui Menikah, ABG di Magelang Nekat Gantung Diri
Parwito - detikNews
(van/gah)
Parwito - detikNews
Magelang -
Sarip (18), seorang Anak Baru Gede (ABG) warga Dusun Mutihan, Desa
Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jateng nekat
mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri. Aksi tragis itu nekat
dilakukan Sarip setelah ayahnya Tatang (46) menolak merestui
pernikahannya dengan gadis pujaannya.
Gantung diri itu dilakukan Sarip dengan menggunakan seutas kain sarung usai bekerja sebagai pedagang peralatan rumah tangga di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Magelang. Berdasarkan informasi beberapa tetangga dan teman dekatnya kejadian bermula sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (26/7/2011).
Seusai bekerja sebagai pedagang keliling peralatan rumah tangga, Sarip pergi ke kamar mandi. Beberapa teman kerjanya mengira bahwa Sarip sedang mandi di kamar mandi. Namun, selang sekitar 20 menit tiba-tiba terdengar suara jeritan dikamar mandi.
“Saat dibuka ternyata Sarip sudah dalam kondisi menggantung dengan sarung yang melilit di lehernya. Beberapa teman-teman juga sudah cepat berusaha menurunkan tubuh Sarip dan melarikan ke RSUD Muntilan, Magelang,” tegas Sumiyatun, tetangga Sarip, saat ditemui detikcom usai pemakaman Sarip di desa setempat.
Namun, setelah sampai di rumah sakit dan dokter berusaha menolong, Sarip menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Muntilan, Magelang.
Imam, salah seorang teman dekat Sarip saat duduk di SMP Negeri 3 Muntilan menyatakan korban dikenal sebagai anak yang memiliki kepercayaan diri, pandai bergaul dan banyak teman.
“Bahkan saat SMP dulu dia mempunyai banyak teman cewek alias gonta ganti pacar atau playboy. Namun setelah ditinggal pergi ibunya Bu Isyah, Sarip agak pemurung dan gampang marah,” jelas Imam yang saat ini duduk di kelas 2 bangku SMU Ma’arif Gunungpring, Muntilan.
Imam tidak menduga dan sangat kaget jika Sarip temanya nekat gantung diri dengan sutas kain sarung karena minta nikah tidak direstui oleh ayahnya.
Kepala Dusun Mutihan Azis saat ditemui detikcom menjelaskan selain kondisi rumah tangga yang kacau, Sarip mengalami depresi karena tidak dapat melanjutkan sekolah.
“Hal itu terjadi karena terbentur biaya sebab ayahnya Tatang dalam kondisi sakit-sakitan tidak bias bekerja dan mencari nafkah. Iyah sendiri ibunya Sarip awalnya bekerja ke Malaysia untuk menjadi TKI. Namun, karena tidak betah dan bertemu laki-laki lain pindah ke Kalimantan dan punya anak bersama laki-laki itu,” jelas Azis.
Selain korban Sarip, Tatang kini hidup bersama dua anaknya yang merupakan adik Sarip yang masih kecil. Begitu tiba dirumah duka usai diotopsi di rumah sakit, jenasah Sarip langsung di makamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
Gantung diri itu dilakukan Sarip dengan menggunakan seutas kain sarung usai bekerja sebagai pedagang peralatan rumah tangga di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Magelang. Berdasarkan informasi beberapa tetangga dan teman dekatnya kejadian bermula sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (26/7/2011).
Seusai bekerja sebagai pedagang keliling peralatan rumah tangga, Sarip pergi ke kamar mandi. Beberapa teman kerjanya mengira bahwa Sarip sedang mandi di kamar mandi. Namun, selang sekitar 20 menit tiba-tiba terdengar suara jeritan dikamar mandi.
“Saat dibuka ternyata Sarip sudah dalam kondisi menggantung dengan sarung yang melilit di lehernya. Beberapa teman-teman juga sudah cepat berusaha menurunkan tubuh Sarip dan melarikan ke RSUD Muntilan, Magelang,” tegas Sumiyatun, tetangga Sarip, saat ditemui detikcom usai pemakaman Sarip di desa setempat.
Namun, setelah sampai di rumah sakit dan dokter berusaha menolong, Sarip menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Muntilan, Magelang.
Imam, salah seorang teman dekat Sarip saat duduk di SMP Negeri 3 Muntilan menyatakan korban dikenal sebagai anak yang memiliki kepercayaan diri, pandai bergaul dan banyak teman.
“Bahkan saat SMP dulu dia mempunyai banyak teman cewek alias gonta ganti pacar atau playboy. Namun setelah ditinggal pergi ibunya Bu Isyah, Sarip agak pemurung dan gampang marah,” jelas Imam yang saat ini duduk di kelas 2 bangku SMU Ma’arif Gunungpring, Muntilan.
Imam tidak menduga dan sangat kaget jika Sarip temanya nekat gantung diri dengan sutas kain sarung karena minta nikah tidak direstui oleh ayahnya.
Kepala Dusun Mutihan Azis saat ditemui detikcom menjelaskan selain kondisi rumah tangga yang kacau, Sarip mengalami depresi karena tidak dapat melanjutkan sekolah.
“Hal itu terjadi karena terbentur biaya sebab ayahnya Tatang dalam kondisi sakit-sakitan tidak bias bekerja dan mencari nafkah. Iyah sendiri ibunya Sarip awalnya bekerja ke Malaysia untuk menjadi TKI. Namun, karena tidak betah dan bertemu laki-laki lain pindah ke Kalimantan dan punya anak bersama laki-laki itu,” jelas Azis.
Selain korban Sarip, Tatang kini hidup bersama dua anaknya yang merupakan adik Sarip yang masih kecil. Begitu tiba dirumah duka usai diotopsi di rumah sakit, jenasah Sarip langsung di makamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
(van/gah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar