Metrotvnews.com, Magelang: Kakek Jemu alias Mirjan, seorang kakek berumur 102 tahun ingin menghabiskan sisa hidupnya di tengah Hutan Sabrang, Dusun Tanen, Desa Ngargomulyo, Dukun, Magelang, Jawa Tengah.
Sudah 11 tahun, kakek yang menderita kebutaan dan tuli ini tinggal seorang diri di sebuah gubuk reot di pinggiran hutan. Meski keadaannya demikian, kakek Jemu tidak mau ditemani siapapun selama hidup di hutan. Bahkan saat terjadi erupsi Gunung Merapi akhir tahun lalu, kakek Jemu tidak beranjak juga dari gubuknya.
Ajaibnya, gubuknya selamat dari terpaan awan panas dan kakek Jemu pun tetap sehat walafiat hingga saat ini. Kakek berumur 102 tahun ini mengaku sudah mengalami lebih dari lima kali bencana besar Merapi. Kakek Jemu mengaku kenyang penderitaan, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga saat peristuwa 30 September meletus pada tahun 1965. Hingga bencana kelapanan yang seperti silih berganti melanda lereng Merapi.
Kini, kakek Jemu ingin menyendiri di tengah hutan. Kakek Jemu sudah 11 tahun tinggal di gubuk kecil/ di hutan lereng Merapi. Ia tak pernah pulang. Kakek Jemu memakan makanan apa yang ditemukan di hutan. Kakek Jemu percaya kepada Tuhan. Menurutnya, jika dirinya tidak mencederai siapapun termasuk alam dan gunung, maka ia pasti diselamatkankan Tuhan.
Selama di gubuk kecilnya, kakek jemu tidur tanpa alas apapun. Kakek Jemu juga makan dan minum seadanya. Memang sesekali ada petani atau pencari rumput yang membagi makanan kepadanya. Kakek Jemu biasanya makan ketela untuk mengisi perut.
Menurut kakek Jemu, dirinya tidak takut bencana selagi masih percaya kepada Tuhan. Yang penting manusia itu mampu berfikir dengan otak yang luas. Menurutnya bencana terjadi karena tingkah laku dan pikiran manusia, juga tindakan manusia yang seharusnya tidak dilakukan. Terutama kepada sesamanya.
Untuk menghibur diri, kakek jemu mencoba memelihara seekor sapi. Meski buta dan tuli, kakek Jemu sering berkata bencana akan terjadi kembali, lebih besar dari sebelumnya. Menurutnya itu karena tindakan manusia yang kejam terhadap sesamanya.
Harapan kakek Jemu, ada seseorang yang bisa membantunya untuk menyembuhkan kebutaan agar dia bisa melihat dengan jelas kembali. Dengan mata yang bisa melihat, kakek Jemu akan terus mencarikan rumput untuk sapinya. (Suyono Sugondo/RIZ)
Sudah 11 tahun, kakek yang menderita kebutaan dan tuli ini tinggal seorang diri di sebuah gubuk reot di pinggiran hutan. Meski keadaannya demikian, kakek Jemu tidak mau ditemani siapapun selama hidup di hutan. Bahkan saat terjadi erupsi Gunung Merapi akhir tahun lalu, kakek Jemu tidak beranjak juga dari gubuknya.
Ajaibnya, gubuknya selamat dari terpaan awan panas dan kakek Jemu pun tetap sehat walafiat hingga saat ini. Kakek berumur 102 tahun ini mengaku sudah mengalami lebih dari lima kali bencana besar Merapi. Kakek Jemu mengaku kenyang penderitaan, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga saat peristuwa 30 September meletus pada tahun 1965. Hingga bencana kelapanan yang seperti silih berganti melanda lereng Merapi.
Kini, kakek Jemu ingin menyendiri di tengah hutan. Kakek Jemu sudah 11 tahun tinggal di gubuk kecil/ di hutan lereng Merapi. Ia tak pernah pulang. Kakek Jemu memakan makanan apa yang ditemukan di hutan. Kakek Jemu percaya kepada Tuhan. Menurutnya, jika dirinya tidak mencederai siapapun termasuk alam dan gunung, maka ia pasti diselamatkankan Tuhan.
Selama di gubuk kecilnya, kakek jemu tidur tanpa alas apapun. Kakek Jemu juga makan dan minum seadanya. Memang sesekali ada petani atau pencari rumput yang membagi makanan kepadanya. Kakek Jemu biasanya makan ketela untuk mengisi perut.
Menurut kakek Jemu, dirinya tidak takut bencana selagi masih percaya kepada Tuhan. Yang penting manusia itu mampu berfikir dengan otak yang luas. Menurutnya bencana terjadi karena tingkah laku dan pikiran manusia, juga tindakan manusia yang seharusnya tidak dilakukan. Terutama kepada sesamanya.
Untuk menghibur diri, kakek jemu mencoba memelihara seekor sapi. Meski buta dan tuli, kakek Jemu sering berkata bencana akan terjadi kembali, lebih besar dari sebelumnya. Menurutnya itu karena tindakan manusia yang kejam terhadap sesamanya.
Harapan kakek Jemu, ada seseorang yang bisa membantunya untuk menyembuhkan kebutaan agar dia bisa melihat dengan jelas kembali. Dengan mata yang bisa melihat, kakek Jemu akan terus mencarikan rumput untuk sapinya. (Suyono Sugondo/RIZ)
Kabar gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh, 90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat. Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta keluhan penyakit, kirim ke 081392593617 Kunjungi Website
Magelang Hari Ini :
> Pansus Tanah Lot Studi Banding ke Borobudur
>Santri PP Asrama Pendidikan Sambut Pelatihan
> Kakek 102 tahun Tinggal di Hutan Lereng Merapi
> Magelang Gelar Pasar Murah untuk Korban Merapi
> Puluhan Transmigran Mengadu ke Dewan
> Percepat Bangun Pasar Rejo Winangun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar