Magelang, CyberNews. Kebakaran hutan yang melanda kawasan hutan lindung Gunung Sumbing dan perbukitan Giyanti baru-baru ini dinilai tidak sampai merusak hutan lindung. Hal ini karena lokasi kebakaran ada di puncak gunung.
Selain itu, yang terbakar sebagian besar merupakan hutan ilalang atau savana bukan pepohonan. Dengan demikian kawasan hutan lindung Gunung Sumbing dan perbukitan Giyanti tetap bisa berfungsi sebagai kawasan tangkapan air.
"Sejauh ini hutan tidak rusak. Kami sudah cek ke sana hutan tidak sampai rusak terbakar. Kawasan itu masih bisa berfungsi sebagai daerah resapan air," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Penanggulangan Bencana, Muh Damil Ahmad Yani, kemarin.
Menurut Damil luasan lahan yang terbakar di puncak Gunung Sumbing sekitar 50 hektar. Ada dua titik kebakaran yakni di daerah Desa Ngemplak Kecamatan Windusari dan Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. Sementara kebakaran di perbukitan Giyanti menghabiskan lahan seluas tiga hektare.
Meski tak sampai membahayakan perkampungan penduduk, Badan Kesbangpol dan PB tetap melakukan pemantauan di Lereng Gunung Sumbing. Diharapkan jika ada kebakaran lagi bisa dilakukan penanganan secara cepat sehingga tidak meluas.
Ancaman Kekeringan
Sementara itu, Kepala Subbidang Penyelamatan dan Penanggulangan Bencana Heri Prawoto menambahkan bahwa ada dua desa di lereng Sumbing yang teracam kekeringan. Namun hal ini tidak terkait langsung dengan kebakaran gunung karena sudah terjadi sebelumnya.
Menurut Heri kekeringan tersebut lebih disebabkan oleh musim kemarau yang membuat persediaan air tanah mengecil. Mata air yang mengecil membuat penduduk kesulitan mendapatkan air bersih.
Disebutkan bahwa kekeringan bisa saja semakin meluas jika tidak segera turun hujan sampai Bulan Oktober mendatang. "Mereka kemungkinan juga akan mengajukan permintaan droping air bersih seperti 28 Desa yang mengalami kekeringan. Dulu sebenarnya sudah kita buatkan saluran pipa air, tapi ternyata tidak efektif lantaran sumber air berkurang pada musim kemarau," kata dia.
Badan Kesbangpol dan PB mengajukan tambahan alokasi air bersih, dari sebelumnya empat tangki per hari menjadi 15 tangki per hari. Tambahan alokasi air bersih ini dimaksudkan untuk mencukupi permintaan droping air hingga akhir September ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar