Magelang, CyberNews. Puluhan sumur warga Dusun Semampir, Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, berubah menjadi keruh dan berbau. Air sumur tersebut berwarna coklat dan saat diminum berasa asam.
Akibatnya, warga tidak berani memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan air minum dan memasak. Untuk makan dan minum, mereka terpaksa mengambil air dari sungai Gending yang berjarak sekitar 1 km.
"Airnya tak bisa untuk memasak. Dua bulan ini airnya keruh dan berbau. Rasanya tidak enak sekali. Saya harusngangsu (mengambil air) ke sungai. Jauh sekali, apalagi kami sudah tua," kata Tomblok (65), warga Dusun Semampir.
Kondisi ini terbilang berat bagi Tomblok. Apalagi dia hanya tinggal serumah dengan suaminya Yasro, yang juga sudah berusia lanjut 70 tahun. Agar bisa memasak, mereka terpaksa naik turun sungai setiap hari memanggul air dengan menggunakan ember.
Menurut Tomblok, air dari dalam sumur miliknya hanya bisa digunakan untuk keperluan mencuci dan mandi. Kondisi ini berlangsung setiap musim kemarau. "Setiap tahun kami selalu kesulitan air bersih," kata buruh tani tersebut.
Ketua RT 1 Dusun Semampir Sonhaji mengatakan, bahwa di desanya ada sekitar 100 KK. Dari jumlah itu yang sumurnya keruh hampir setengahnya. Rata-rata sumur yang keruh terletak di sisi barat dusun yang berdekatan dengan titik pertemuan antara Kali Progo dan Kali gending.
"Saya sudah mendata, ada puluhan yang keruh. Namun yang parah ada sekitar 10 sumur. Yakni sumur saya sendiri, kemudian sumur milik Jumadi, Margono, Sodikin dan Yasro," kata dia, Jumat (9/9).
Dijelaskan, bahwa tidak semua sumur di Dusun Semampir tercemar. Masih ada sumur milik warga yang berair jernih sehingga bisa dimanfaatkan. Sumur-sumur itulah yang kemudian digunakan warga secara bersama-sama.
Meski terjadi rutin setiap musim kemarau, namun hingga kemarin belum ada penelitian dari pemerintah setempat. "Kami berharap pemerintah melalui instansi terkait menelitinya. Apakah berbahaya atau tidak air sumur di sini. Jika tidak berbahaya, kami kan bisa menggunakannya untuk memasak," kata dia.
Tokoh pemuda setempat Mudhofir mengatakan, bahwa dusun tersebut sebenarnya pernah mendapatkan proyek Pamsimas atau penyediaan air bersih berbasis masyarakat. Lewat proyek ini, Dusun Semampir mendapat fasilitas penyediaan air bersih dari Kali Gending.
"Sayangnya proyek ini gagal. Warga tak sanggup membiayai operasional air. Untuk mengangkat air dari sungai butuh biaya besar, sehingga warga tak sanggup menanggung biaya bulanan untuk listrik dan lainnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar