MAGELANG - Guna mewujudkan pembangunan penyuluhan yang tangguh di pedesaan, perlu dilakukan kerja keras dan sinergi dari berbagai komponen, kata Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Setbakorluh) Jateng Ir Agus Wariyanto SIP MM, disela-sela meninjau keberhasilan program Farmer empowerment through agricultura technology and information (Feati), di Kabupaten Magelang, belum lama ini.
Optimalnya pengembangan sistem penyuluhan sangat relevan mendukung akselerasi tercapainya masyarakat Jateng yang semakin sejahtera. Ini semua tentunya, juga dalam rangka mewujudkan obsesi Gubernur H Bibit Waluyo, gerakan ''Bali Ndesa Mbangun Desa'', jelas Agus didampingi Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Magelang Ir Agus Liem MM.
''Kunci utama membangun penyuluhan yang tangguh di pedesaan, sangat tergantung pada upaya optimalisasi dalam pengembangan teknologi agribisnis, peningkatan kapasitas petani, koordinasi, sinkronisasi, dan komunikasi di antara para pemangku kepentingan (stakeholders)'', tuturnya.
Program Feati merupakan salah satu wujud implementasi UU No 16 Tahun 2006, tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Dengan bantuan dana Bank Dunia telah dilaksanakan program FEATI atau Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP). Program tersebut, untuk menunjang akselerasi operasional lembaga penyuluhan, khususnya di desa.
Manfaat
Dengan tujuan untuk mempercepat operasional Pos Pelayanan Penyuluhan Desa (Posluhdes), agar petani dapat terlayani kebutuhan teknologinya guna meningkatkan pendapatan usaha dan kesejahteraan. Kegiatan ini, berdampak positif terhadap pemecahan salah satu isu strategis pembangunan pertanian melalui optimalisasi pemberdayaan sumberdaya pembangunan pertanian, baik pemerintah, masyarakat petani, penyuluh, akademisi, dan dunia usaha.
Ada tiga manfaat dari program Feati, pertama, pemberdayaan petani dalam beragribisnis lebih terarah dan menguntungkan, kedua, mengubah pola pikir petani dari usaha untuk kebutuhan sendiri menuju usaha bisnis (memperoleh keuantungan), dan ketiga, mempercepat proses pembentukan kelembagaan petani di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan.
Lokasi Feati di Jateng, dari tahun 2007-2011, di empat klabupaten (Magelang, Temanggung, Batang, dan Brebes). Dengan rincian meliputi 53 kecamatan dan 210 desa. Tindak lanjut Feati di Jateng pada tahun 2011, direplikasi dengan pendampingan APBD Provinsi, pada empat kabupaten (Kendal, Banjarnegara, Rembang, dan Sragen).
Agus Liem menjelaskan, di Kabupaten Magelang program tersebut dilakukan di 15 kecamatan yang tersebar pada 90 desa, dari 372 desa yang ada. Dari 90 desa tersebut, proses pembelajaran dilaksanakan petani atau Farmers Maged Extention Activities (FMA) hingga sekarang hasilnya relatif baik. (E4-28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar