LIPUTAN KHUSUS
Oleh Bambang Isti
TERJADINYA hujan selama sepekan ini di kawasan puncak Gunung Merapi, menjadikan material vulkanik gunung berapi itu mulai menjenuh, mengalir turun menjadi lahar dingin.
"Selama musim hujan ini sudah terjadi 2 kali banjir lahar dingin, sehingga menerjang beberapa sungai," kata Khotim, salah seorang pengojek yang mengantarSM CyberNews mengunjungi Magelang.
Beberapa sungai itu antara lain Sungai Putih di Desa Jumoyo, kecamatan Salam Magelang, Sungai Pabelan di Muntilan, dan Sungai Gendol kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Jika curah hujan meningkat menjadi 50 milimeter per jam selama lebih dari dua jam misalnya, cucuran lahar dingin akan semakin deras bahkan membawa material batu-batu besar. Maka batu-batuan itula yang akhirnya terangkut di bukit-bukit dan beberapa jembatan.
Hujan yang mengguyur kawasan Merapi hari Kamis (3/11) lalu hampir 2 jam dicatat paling besar selama mulainya musim hujan tahun ini. Sehingga luncuran lahar dingin kembali memutus akses jalan utama antara Desa Mangunsuko dan Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Magelang.
Kondisi itu membuat aktivitas warga desa terganggu, bukan saja lalu lintas antardesa, putusnya akses jalan ini memb uat warga Desa Krinjing yang berada di 7 km dari Gunung Merapi mengalami kesulitan keluar dari desa.
Banjir lahar dingin pekan lalu itu juga menggerus tebing di tepian kali Senowo sepanjang 200 meter, ini pula yang membuat berkurangnya kelebaran jalan dari yang semula 5 meter kini menjadi 2 meter saja.
Banjir yang sama juga telah memutus akses Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Jebatan yang baru saja dibangun tertutup material lahar dingin sehingga tidak bisa dilalui warga.
Harsono, kepala Desa Tologolele, Jumat menghatakan, matetrial lahar dingin mencapai 1,5 meter di atas jembatan. Jembatan ini pernah rusak diterjang lahar dingin awal 2011 lalu.
Sejak lebaran
Kondisi ini sama ketika amukan banjir lahar dingin bulan Maret 2011 lalu yang juga menghancurkan jembatan Sungai Pabelan dimana di sana terdapat pertemuan dua sungai, yakni Kali Pabelan dan Kali Trisik.
Jembatan itu membagi dua kecamatan yakni Kecamatan Dukun dan Sawangan sehingga kini oleh pemerintah, yakni Dinas Pekerjaan Umum sedang dibangun jembatan permanen. Saat SM CyberNews memantau pada sepekan menjelang lebaran aklhir Agustus 2011, jembatan permanen pengganti sedang dalam taraf pengerjaan.
Selama menunggu rampungnya jembatan pengganti, persis di titik pertemuan Kali Belan dan Kali Trisik dibangun jembatan darurat, atas swadaya masyarakat. Jembatan itu sederhana saja, yakni berbahan bambu dengan dasar batangan kayu glugu, sehingga kuat untuk dilewati kendaraan roda empat jenis mobil pribadi.
Saat itu, dengan ditemani Khotim, seorang pengojek, SM CyberNews mengintp amukan lahar dingin yang bercampur material dan lumpur berwarna coklat pekat di bawah jembatan kali Blongkeng, Muntilan, Magelang. Sehingga peristiwa ini sering menjadi tontonan warga sekiar dari atas jembatan.
Namun sejak musim hujan tiba bulan November ini, kondisi aliran Sungai Blongkeng masih dalam batas-batas wajar.
(Bambang Isti/CN 25)Magelang Hari Ini : 8 Nopember 2011
-Jateng Bangun Sistem Penyuluhan Tangguh
-Kisah Sunyoto dan Mujirah, Menikah di Tengah Ancaman Banjir Lahar Dingin
-Lahar Dingin Merapi, Mulai Memutus Akses Desa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar