Magelang, CyberNews. Berdasarkan survey yang dilakukan Plan Indonesia bekerja sama dengan Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI di enam desa yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi, kaum muda dan anak beresiko tinggi mengalami frustasi dan depresi.
Survei mengambil sampel di Desa Wukirsari dan Wonokerto di Kabupaten Sleman. Di Magelang survey dilakukan di Desa Sumber, Ngaglik dan Sengi, sedangkan di Klaten hanya satu desa yakni di Sidorejo.
Data menunjukkan bahwa 25 persen kaum muda berisiko tinggi terhadap tekanan psikologis yang berdampak pada perasaan tidak berdaya, frustasi, depresi, dan kehilangan harapan akan masa depan. Adapun 43 persen anak mengalami kesulitan dalam berbagai tingkatan, terutama dilihat dari gejala emosional dan masalah perilaku.
Karena persoalan tersebut, kemudian Plan Indonesia melakukan Psychosocial Intervention for Merapi Recovery (PIMR) Project sejak bulan Februari 2011 dan berakhir November 2011.
Fokusnya kegiatannya adalah pemberian dukungan psikososial dan perlindungan kepada 8.000 anak, 2.000 pemuda dan 4.000 orang dewasa yang ada di 10 desa di tiga kabupaten tersebut. Ketika anak-anak itu dilindungi maka mengecilkan angka kemungkinan terjadinya korban pelecehan seksual dan tranfficking.
"Program ini lebih fokus pada kesiapan mental dan psikis masyarakat, seperti cara mereduksi kecemasan dan panik yang timbul ketika terjadinya bencana atau setelah bencana berlalu," kata Direktur Program Plan Indonesia, Nono Sumarsono.
Dikatakannya, mengatasi efek psikologis yang ditimbulkan akibat bencana memang harus diperhatikan. Bagi masyarakat di sekitar Gunung Merapi, hal ini sangat vital karena bencana sudah menjadi siklus rutin, termasuk ancaman lahar dingin seperti sekarang.
Menurut Nano, hasil survei awal tersebut juga menyebutkan betapa khawatirnya masyarakat (36 persen) terhadap dampak lahar dingin. Pengurangan kekhawatiran menjadikan masyarakat bisa lebih tenang, siaga dan yakin dalam usaha mengatasi dampak bencana itu.
Yatin, Lurah Desa Ngargomulyo mengatakan bantuan logistik memang dibutuhkan masyarakat pada saat darurat sesaat setelah bencana. Namun setelah itu masyarakat, terutama anak-anak, sangat membutuhkan pendampingan secara intensif.
( Sholahuddin Al-Ahmed / CN26 / JBSM )
Magelang hari Ini : 15 Nopember 2011
-Relawan Merapi Bantu Korban Puting Beliung
-Pemerintah Kena Semprit UNESCO
-Satu Backhoe Dua Truk Terjebak di Sungai Krasak
-BII Berbagi Rehabilitasi Dampak Merapi
-Birokrasi Dana BOS Dinilai Terlalu Panjang
-Kaum Muda Merapi Rentan Frustasi
Magelang hari Ini : 15 Nopember 2011
-Relawan Merapi Bantu Korban Puting Beliung
-Pemerintah Kena Semprit UNESCO
-Satu Backhoe Dua Truk Terjebak di Sungai Krasak
-BII Berbagi Rehabilitasi Dampak Merapi
-Birokrasi Dana BOS Dinilai Terlalu Panjang
-Kaum Muda Merapi Rentan Frustasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar