Temanggung, CyberNews. Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, menyatakan tidak keberatan dengan adanya kebijakan impor bahan pangan. Namun, syaratnya langkah itu harus diiringi dengan upaya pembatasan.
"Boleh saja impor, karena faktanya produksi lokal memang belum bisa mencukupi kebutuhan lokal. Asalkan, jumlahnya harus dibatasi," tandas Bibit saat acara diskusi dan gelar potensi Kabi Herbal di Soropadan Agro Expo, Kamis (3/11).
Dia menilai, munculnya persoalan kekurangan bahan pangan, lebih disebabkan faktor etos kerja yang masih rendah. Selain itu, pola pikir sebagian besar masyarakat petani juga masih cenderung kuno, sehingga belum bisa mewujudkan hasil yang optimal.
Gubernur menggambarkan, saat ini kebutuhan beras nasional yang bisa disangga dari produksi Jateng hanya 16 persen. Karena itu, menurut dia, kebijakan impor memang diperlukan sepanjang tidak merugikan petani.
Selain kebutuhan pangan pokok berupa beras, dia juga mengingatkan petani agar mengembangkan komoditi alternatif, seperti kacang-kacangan, umbi-umbian dan tanaman obat.
"Peluang untuk mengembangkan herbal masih terbuka sangat lebar. Ada 700 sampai 800 jenis tanaman obat yang bisa ditanam, sejumlah pabrikan jamu juga siap menampung hasil petani," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar