ANTARA/Anis Efizudin/bo |
Sejak terakhir kali meletus pada 1970, menurut Sumaryanto, baru kali ini Gunung dengan ketinggian 3.150 meter di atas permukaan air laut (mdpl) tersebut mengeluarkan kepulan asap sulvatara. Kepulan asap ini muncul dari enam titik.
Aktifitas terbaru gunung ini juga muncul letupan-letupan kecil dari kawah di ujung sebelah barat. Semua itu terpantau dari pos pengamatan di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung.
"Belum ada peningkatan status. Sampai saat ini statusnya masih aktif-normal. Dari sisi aktifitas kegempaan juga hanya ada tiga kali gempa vulkanik," terang Petugas Pengamatan gunung tersebut, Sumaryanto, Rabu (16/11).
Munculnya kepulan asap sulfatara, menurutnya, baru diketahui saat tim Volkanologi Bandung naik ke puncak Sindoro pada akhir Oktober lalu untuk mengukur kondisi geomahnit. Kegiatan ini memang biasa dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan.
Dari pantauannya, asap sulfatara keluar dari dinding kawah Sumur Jolotundo di puncak Sindoro. Jumlahnya ada enam titik.
"Sekali lagi belum ada peningkatan status. Keluarnya asap sulfatara merupakan hal yang biasa bagi gunung api. Hanya saja secara kebetulan saat petugas ke puncak melihat asap tersebut," ungkapnya. (TS/OL-3)
Temanggung Hari Ini : 17 Nopember 2011
-Curah Hujan tinggi, Petani Perlu Waspadai Hama Kresek
-Tujuh Kecamatan di Temanggung Rawan Longsor
-Jamaah Haji Temanggung Tiba di Tanah Air
-Erupsi Gunung Sindoro Sejak Tahun 1808
-Air dari Mata Air Sindoro Tak Lagi Bisa Dikonsumsi
-Muncul 9 Kawah Berasap Di Gunung Sindoro
-Status Gunung Sindoro Masih Normal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar