MAGELANG, suaramerdeka.com - Kabar gembira untuk para korban banjir lahar dingin yang kehilangan rumahnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membangun hunian tetap (huntap) untuk korban banjir lahar. Rencananya, huntara yang akan dibangun sebanyak 380 di wilayah Kabupaten Magelang.
"Kami akan langsung bangun huntap, tidak perlu huntara untuk korban lahar," kata Ketua Tim Pendukung Teknis (TPT) BNPB untuk Rehabilitasi dan Rekontruksi Erupsi Merapi Soetrino, baru-baru ini.
Menurut Soetrisno huntap ini akan ditujukan untuk korban lahar seperti di Desa Jumoyo, Desa Sirahan (Kecamatan Salam), Dusun Karangasem, Desa Blongkeng (Kecamatan Ngluwar), Dusun Ngemplak, Desa Ngrajek (Kecamatan Mungkid), Desa Adikarto (Kecamatan Muntilan), Desa Tamanagung (Kecamatan Muntilan) dan lainnya.
Soetrisno menegaskan bahwa huntap tidak hanya ditujukan untuk para korban banjir lahar saja namun juga korban erupsi Gunung Merapi. "Ya kami gabung, korban erupsi dan lahar akan sama-sama dibuatkan hunian tetap," kata dia.
Dikatakan bahwa BNPB memiliki beberapa alternatif untuk pembangunan huntap. Jika memungkinkan huntap akan dibangun di lokasi milik korban. Namun bagi mereka yang tidak memiliki tanah akan disediakan oleh pemerintah. Dia menambahkan, setiap warga akan mendapatkan lahan seluas 100 meter persegi untuk rumah dan 50 meter persegi untuk fasilitas umum dan subsidi bantuan untuk pembangunan sebesar Rp 30 juta.
Selain itu, lokasi huntara bisa juga digunakan untuk lahan hunian tetap. Jika opsi ini yang digunakan maka otomatis pemerintah akan membeli lahan tersebut sesuai dengan NJOP setempat.
Soetrisno menyatakan dana atau anggaran untuk untuk program rehab rekon saat ini sudah tersedia sebanyak Rp 440 milyar. Dana sebesar itu selain untuk pembangunan hunian tetap (huntap) korban lahar juga akan digunakan untuk pembangunan jembatan, perbaikan sabodam, normalisasi sungai, dan perbaikan saluran air bersih.
Lebih lanjut Soetrisno menyatakan bagi warga yang sudah melakukan relokasi mandiri, tetap akan mendapatkan uang pengganti. Dengan kondisi ini, tak bisa dipungkiri ada kemungkinan tempat tinggal warga akan terpisah karena ketersediaan lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar