KEBUMEN - Tebing Sungai Luk Ulo di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung, Kebumen, Minggu (4/12) ambrol. Longsor di lokasi penambangan pasir tersebut mengancam tujuh rumah di Dusun Krajan RT 1 RW 1 Desa Kedungwaru.
Ketujuh rumah itu, masing-masing milik Sanwardi (60), Ali Ismun (45), Asma Wikrama (65), Sudarjo (50), Ralim (50), Mad Suhardi (65), dan Sodikin (45), semuanya warga Desa Kedungwaru.
Jarak longsoran dengan fondasi rumah tersebut tinggal 3 meter. Bahaya pun mengancam penghuni rumah setempat. Terlebih, tanah di tebing sungai berkelok-kelok itu terus bergerak. "Longsor di sebelah sini juga baru saja terjadi," kata Ketua RT 1 Agus Suyanto sembari menunjukkan lokasinya.
Longsor pertama, lanjut dia, berlangsung pukul 03.00. "Suaranya terdengar keras. Kretek, kretek, kretek, brung!," ungkapnya. Penghuni di dalam rumah dekat Sungai Luk Ulo itu, sebagian masih tertidur lelap. Agus Suyanto yang mengecek ke tebing sungai menyaksikan longsoran sepanjang 50 meter, lebar 15 meter, dan tinggi 10 meter.
Pada pukul 08.00, longsor kembali terjadi di dekat lokasi kejadian pertama. Bahkan longsor tersebut mengancam rumah milik Sudarjo juga Ketua RW 1 Desa Kedungwaru. Menurutnya, longsor yang terjadi dua kali itu kian memperparah keadaan. Bahkan membahayakan warga yang bertempat tinggal di tujuh rumah dekat longsoran tersebut. Hingga kemarin, warga yang mencapai puluhan jiwa itu belum diungsikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar