SALAMAN-Bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Margoyoso, Salaman, Magelang, Selasa malam (20/12). Dalam bencana ini, sedikitnya dua rumah hancur karena tertimbun longsoran tebing setinggi tujuh meter dan dua puluh meter. Kejadian tersebut juga mengakibatkan saluran irigasi yang mengairi 10 hektare lahan pertanian terputus. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Dua rumah yang hancur itu milik pasangan Mugiyono,56, dan Saripah,47, di Dusun Sabrang Rt 7 / Rw 4. Juga rumah milik Marsandi,40, di Dusun Tubansari. Rumah keduanya ini tertimbun tanah longsor dari tebing yang ada di belakang rumahnya. Ditaksir kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Sebab, semua barang-barang di dalam rumah tersebut tak terselamatkan dan ikut tertimbun.
Kepala Dusun Sabrang Zarkoni mengatakan, kejadian tanah longsor pada Selasa malam (20/12) sekitar pukul 20.00. Diawali hujan deras sejak pukul 13.00 hingga malam. Beruntung, sebelum terjadi bencana, para penghuni rumah telah diperintahkan pindah.
”Setelah hujan sejak siang, pukul 15.00 sudah mulai kelihatan longsor. Rumah milik Mugiyono mulai terkena longsoran di sebagian dapur dan kamar mandinya. Karena itu langsung saya perintahkan pindah ke rumah saudaranya tak jauh dari rumahnya,” katanya, kemarin.
Muksi,50, adik kandung Mugiyono mengatakan, kakak kandungnya kini mengungsi di rumahnya dengan istrinya. Mugiyono yang mengalami sakit lumpuh karena dulunya kecelakaan ini hanya sempat menyelamatkan televisi dan sebuah almari. Ia dibantu istrinya pindah ke rumahnya. ”Hanya televisi dan almari yang sempat diselamatkan. Kalau ditaksir kerugiannya sekira Rp100 jutaan, karena rumahnya hancur total,” papar Muksi.Hal yang sama juga terjadi pada rumah Marsandi yang berbeda dusun. Oleh perangkat desa dan masyarakat, Marsandi telah disuruh pindah, sebelum longsor meratakannya dengan tanah.
Zarkoni menambahkan, selain menyebabkan dua rumah rusak, hujan deras juga membuat Sungai Butek di Desa Margoyoso meluap. Akibatnya, tebing sungai yang ada di Dusun Tubansari longsor dan menutup jalan desa. Saluran irigasi yang mengairi 10 hektare sawah juga tertutup.
Camat Salaman Edy Suwasana mengemukakan, wilayahnya memang menjadi langganan terjadi tanah longsor. Untuk itu, ia berharap supaya warga waspada dan mawas diri. Khususnya pada periode puncak musim hujan pada Desember dan Januari nanti. ”Kita sudah melakukan pelatihan penanganan bencana dan bisa dipraktekkan dengan baik.” Tandasnya. (dem/han)
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar