JAMU SESAK NAFAS, ASMA SEMBUH PERMANEN

Kabar gembira, Bagi anda atau saudara/teman anda yang menderita sesak napas,asma, karena merokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, InsyaAllah sembuh, 90 % pasien kami sembuh total, minimal bebas kertegantungan obat. Bagi anda yang ingin mencoba (sample gratis), SMS nama dan alamat , kirim ke 081392593617. Klik Disni

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 23 Desember 2011

Kabar Mesuji : Menyusuri Kampung Sodong, Tempat Pembantaian di Video Mesuji

Warga kampung Sri Tanjung saat mengumpulkan proyektil peluru di divisi 2 PT BSMI Barat Selatan Makmur Investindo Lampung. Foto : Raka Denny/JAWAPOS
Kampung Sodong menjadi perbincangan seiring mencuatnya video pembantaian warga dalam kasus sengketa dengan perusahaan perkebunan. Seperti apa kondisi di kampung tertua di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tersebut? 
  
  GUNAWAN SUTANTO, Mesuji 
  
ADA dua cara untuk masuk Kampung Sodong. Yakni, lewat jalur darat dan sungai. Jalur darat hanya bisa dilakukan via Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Wilayah itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mesuji, Lampung. 

Nah, pilihan kedua adalah menyeberangi Sungai Mesuji yang membelah Kabupaten Mesuji dan Kecamatan Mesuji, Kabupaten OKI. Karena nama yang sama, orang-orang lantas menyamakan dua daerah tersebut.
 
Dua daerah itu dulu masuk satu wilayah administratif. Yakni, Provinsi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Setelah ada pemekaran, wilayah Mesuji sisi utara sungai, termasuk Sungai Sodong, masuk bagian Sumatera Selatan (Sumsel). Sedangkan Mesuji sisi selatan masuk Lampung.
  
Tidak mudah perjalanan menuju ke Kampung Sodong. Baik melalui jalur darat maupun sungai sama-sama susah. Kondisi jalannya amburadul. Minim aspal. Namun, kalau untuk menghemat waktu, menuju Kampung Sodong dengan menyusuri Sungai Sodong jauh lebih cepat daripada lewat darat. 
  
Jawa Pos memulai perjalanan menuju Sungai Sodong lewat Simpang Pematang. Itulah kawasan paling ramai di Kabupaten Mesuji. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menyusuri beberapa desa di pinggir sungai. Salah satu di antaranya adalah Fajar Asri. Dari situlah titik paling efisien untuk menuju permukiman warga Sungai Sodong.
  
Simpang Pematang menuju Fajar Asri berjarak 30 kilometer dengan lama perjalanan sekitar dua jam. Medannya terjal. Di antara dua tempat itulah terdapat perkebunan kelapa sawit milik PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI). Perkebunan tersebut juga disengketakan warga. Dalam insiden beberapa waktu lalu, tujuh warga mengalami luka tembak.
  
Jalan masuk menuju perkebunan PT BSMI sangat terjal. Memang ada jalan beraspal, tapi hanya lima kilometer. Selepas itu adalah jalan tanah dan berbatu. Saat musim penghujan seperti sekarang, kondisi jalan tersebut makin parah. "Jalan ini makin rusak karena banyaknya truk-truk perambah yang masuk mengambil sawit," ujar  Sugeng, salah seorang warga Mesuji yang tinggal di dekat perkebunan PT BSMI. 
  
"Setiap hari jalan ini dilewati sekitar 50 truk dan kini sudah masuk musim penghujan. Jadi ya beginilah. Bukan lagi rusak, tapi sudah hancur," sambungnya.
  
Kondisi itu diperparah ulah PT BSMI yang memblokade sejumlah jalur. Mereka menghancurkan jembatan-jembatan. Tujuannya, warga tidak bisa leluasa masuk ke perkebunan. Akibatnya, banyak jalan tidak bisa dilalui meskipun menggunakan sepeda motor. 

Jawa Pos menembus jalur tersebut dengan menggunakan mobil Daihatsu Feroza yang dimodifikasi seperti kendaraan off road. "Kalau pakai mobil van gak pakai dobel gardan, ya sulit menembus medan," kata Kopet, pemandu Jawa Pos. 

Dia merupakan keturunan transmigran dari Jawa Tengah yang lahir dan besar di Lampung. Wajar bila Kopet begitu hafal jalur-jalur di Mesuji.
  
Perjuangan menuju Desa Fajar Asri sangat berat. Medannya bak jalur off road. Mobil yang kami tumpangi pun beberapa kali ngepot karena terjebak di jalur becek. Sampai di ujung Desa Fajar Asri, Sungai Sodong sudah terlihat. Hanya terpisah oleh Sungai Mesuji yang lebarnya sekitar 300 meter. 

Untuk menyeberangi sungai, ada beberapa rakit milik warga. Tarifnya hanya Rp 5 ribu. Selain membawa orang, rakit itu bisa mengangkut maksimal tiga motor. 
  
Ini kali kedua Jawa Pos menginjakkan kaki di desa tersebut. Selain lewat sungai, ada jalur darat dengan melihat terlebih dahulu menyambangi kantor PT Sumber Wangi Alam (SWA). Di kantor itulah pembantaian yang menewaskan karyawan dan warga Sungai Sodong terjadi. Perjalanan lewat jalur darat berjarak 50 kilometer memakan waktu 4 jam.
  
Di kantor PT SWA, sisa-sisa konflik masih terlihat. Misalnya, truk yang dalam video pembantaian digunakan untuk menempatkan kepala yang dipenggal. Begitu pula halnya dengan ceceran darah di tembok mes nomor E60 yang dihuni Asisten Manajer Hambali. Dia tewas ditusuk dan leher digorok hingga nyaris putus.
  
Seno, salah seorang pekerja PT SWA, mengatakan bahwa memang ada korban yang tewas dengan kepala terpenggal. "Kepalanya ditaruh di atas truk tersebut," ujarnya. 

Setelah kejadian tersebut, aktivitas pabrik vakum lima bulan. Baru dua bulan lalu kegiatan berangsur normal meskipun tidak semua karyawan kembali.
  
Dalam dua kali kunjungan ke Kampung Sodong itu, sambutan warga sangat berbeda. Ketika datang kali pertama dengan melalui jalur darat, warga tampak kurang bersahabat. Bisa jadi mereka takut dengan kedatangan orang asing. 
  
"Sebenarnya kami ini sudah tenang. Tapi, dengan adanya berita tentang video ini, sebagian warga resah," ujar Hanafi, salah seorang warga. Terlebih, ada tujuh warga yang dijadikan tersangka.
  
Pada kunjungan yang kedua, Jawa Pos disambut oleh Kepala Desa Sungai Sodong Ma'unah. Suasana menjadi lebih cair. Warga lebih berani terbuka. Ma'unah mengatakan bahwa suasana di wilayahnya tidak seseram yang dibayangkan orang. Dia juga menegaskan bahwa warganya bukanlah tukang jagal. 

"Mengapa warga sampai berbuat seperti itu, ya karena kami duluan yang dilukai. Dua remaja kami dibunuh. Seorang di antara mereka malah digorok," ujarnya.
  
Dua remaja yang terbunuh itu adalah Syaktu Macan, 19, dan Indra Syafei, 17. Ada dua versi soal awal kasus berdarah tersebut. Versi Ma'unah dan warga, dua remaja tersebut ketika itu hendak pergi membeli racun hama. Di tengah perjalanan, mereka memergoki aksi pekerja PT SWA yang memanen di lahan plasma. 

Warga menganggap tanah tersebut masih dalam status quo. "Kami maupun mereka (PT SWA) seharusnya tidak boleh memanen di kawasan itu," ujar Ma'unah yang menjadi Kades sejak 2002 itu.
  
Situasi memanas ketika datang anggota pamswakarsa yang biasa dikenal sebagai sebutan Wirasandi. Mereka kemudian terlibat adu mulut dengan dua remaja tadi. Versi warga, petugas pamswakarsalah yang terlebih dahulu memukul Syaktu. Hal itu langsung dibalas Indra. Situasi makin panas. Indra tewas digorok, sedangkan Syaktu ditusuk dengan menggunakan benda tajam.
  
Kabar tewasnya Indra memantik amarah warga. Mereka menyerbu kantor PT SWA. Menurut Ma'unah,  warga tujuh kampung ikut menyerbu kantor PT SWA. Yakni, Pagar Dewa, Sungai Sodong, Jurang Kuali, Tebing Suluh, Sungai Tepu, Pematang Panggang, dan Sungai Karang Sia. "Kampung-kampung itu masih bersaudara dengan kami," jelasnya. 
  
Penyerbuan itu berujung pada tewasnya lima orang dari PT SWA. Dua orang di antara mereka dipenggal dan seorang lagi kepalanya nyaris putus. Prinsip orang Sungai Sodong memang nyawa harus dibalas nyawa. Apalagi jika mereka merasa tidak bersalah. "Warga sini ini kalau salah pasti takut. Jadi, kalau mereka seperti itu, tentu merasa benar," kata Ma'unah.
  
Lain lagi cerita versi PT SWA dan polisi. Menurut mereka, Syaktu dan Indra tertangkap basah mencuri sawit di lahan plasma. Mengenai hal itu, Ma?unah mencari jalan tengah. "Begini, kalaupun mereka mencuri, seharusnya ada hukumannya. Bukan langsung dibantai seperti itu," katanya.
  
Perseteruan antara warga dan PT SWA sebenarnya sudah lama terjadi. Namun, tidak sampai berujung kepada pembunuhan. Situasinya berbeda ketika PT SWA mulai menggunakan tenaga pamswakarsa dari Palembang dua bulan sebelum kejadian. "Waktu perkebunan PT SWA dijaga oleh anggota Brimob, kami tidak ada masalah meskipun ada warga yang tertangkap mencuri," ungkap Kunci Syafei, warga Sungai Sodong.
  
Menurut dia, anggota Brimob cenderung lebih persuasif dengan warga. Bahkan, ada oknum Brimob yang sengaja membiarkan warga memanen sawit di lahan plasma asalkan memberikan mel-melan (pungli).
  
Terlepas dari kasus pembunuhan tersebut, Sungai Sodong selama ini dikenal sebagai daerah yang rawan. Warga di OKI tidak berani keluar masuk perkebunan di dekat Sungai Sodong. Hal itu terjadi karena ada kabar bahwa banyak warga Sungai Sodong yang memiliki senjata rakitan dan kerap menyerang.
  
Namun, kabar tersebut dibantah Ma'unah. Menurut dia, jika warga desanya memang menakutkan, tentu para transmigran tidak betah tinggal di sana. Faktanya, sudah puluhan tahun para transmigran tinggal di Sodong secara damai. 
  
Itulah yang dirasakan Ngadi, 73. Salah seorang transmigran asal Jawa Tengah itu tinggal di Sodong sejak 1971. "Kalau ada yang nakal, ya mungkin yang remaja. Kalau orang tuanya, baik-baik kok," ujarnya.
Mau uang gratis ?  Klik Disini !
Di luar image yang menyeramkan, Kampung Sodong sebenarnya menyimpan potensi keindahan, baik alam maupun warganya. JIka dibandingkan dengan warga di Mesuji lainnya, warga Sungai Sodong cenderung berkulit putih. "Perempuan-perempuan di sini memang cantik," papar Kopet.
  
Warga Sungai Sodong tinggal di rumah-rumah panggung. Bagian bawah digunakan untuk garasi dan tempat nongkrong. Melihat koleksi mobil warga Sungai Sodong, mereka tak ubahnya warga menengah ke atas. Ada Suzuki Escudo, Ford Ranger, dan Mitsubishi Strada. "Banyak warga di sini yang sukses sebagai pengusaha kayu sebelum banyak diungkap kasus illegal logging," ujarnya. (*/c4/ca)

Baca Juga : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Online Paling Meunguntungkan
Aduh maaak, terima kasih Tuhan, terima kasih webmaster. Saya bisa kuliahkan anak dan membantu biaya berobat ibu saya yg sakit dengan dana ini. Setelah itu saya betul2 percaya bahwa program bisnis ini bener2 bekerja. Sejak itu saya mulai aktif mempromosikan bisnis ini ke siapa saja, lewat email, milis, sms, dll. Sekarang hasilnya sudah lebih dari 500 juta masuk ke rekening bank saya. Sekali lagi terima kasih webmaster program 5 milyar
. Klik Disini

Salam, Bambang Widjatmoko, Surabaya (Kesaksian)

Informasi penting: Teknik Membeli Rumah Terbaik

Masukkan nama & email anda di sini dan dapatkan informasi properti diatas, GRATIS!

Nama:

Email:

Wirausaha Mobil Bekas Pasang Iklan Rumah Kontak Jodoh