TENONGAN: Sebanyak 2.500 orang mengikuti ritual adat Jawa berupa tenongan di Desa Giyanti, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobong, Jumat (23/12).(suaramerdeka.com/Edy Purnomo) |
WONOSOBO, suaramerdeka.com -Sebanyak
2.500 orang mengikuti ritual adat Jawa berupa tenongan di Desa Giyanti,
Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobong, Jumat (23/12). Tenongan
dimulai pukul 09.00 dengan diramaikan sejumlah musik tradisional seperti
lengger dan campur sari.
Kepala
Desa Giyanti, Samadi mengemukakan tenongan sudah menjadi ritual tahunan
karena Giyanti menjadi desa wisata budaya di Wonosobo. Menurutnya
panitia dan warga yang dilibatkan sebanyak 2.500 orang.
Para
tamu yang datang dari berbagai daerah mendapatkan suguhan komplit
hiburan dan aneka macam jajanan pasar. Selain tarian lengger, disuguhkan
pula peragaan musik gamelan kombinasi Islam-Jawa.
Kalau
diamati secara seksama, seluruh warga di desa tersebut memang sudah
mempersiapkan ritual secara matang dan dikerjakan secara gotong royong.
Jika pada sebelumnya tidak berdandan, penampilan masyarakat di desa itu
menjadi lain.
Ketua
Panitia Ritual Tenongan Suro Darmanto mengemukakan, acara tahunan
tersebut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rezeki dan keselamatan.
Menurutnya
seluruh rangkaian acara merupakan sumbangan dari kesadaran masyarakat
untuk ikut memelihara warisan leluhur. Bagi dia kearifan lokal yang ada
sangat penting untuk tetap dijaga kelestariannya secara turun temurun.
"Warga desa sudah merasa memiliki tradisi tenongan sebagai bagian dari hidup," ujarnya.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Baca juga :
-2.500 Warga Ikuti Tenongan
-Antisipasi Kebocoran, PDAM Wonosobo Tambah Stok Pipa
-Relawan Bersihkan Puing dan Sisa Banjir Bandang Wonosobo
-Puadi Tewas Saat Membantu Evakuasi Penyisiran Korban Banjir Bandang
-Antisipasi Kebocoran, PDAM Wonosobo Tambah Stok Pipa
-Relawan Bersihkan Puing dan Sisa Banjir Bandang Wonosobo
-Puadi Tewas Saat Membantu Evakuasi Penyisiran Korban Banjir Bandang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar