Warta Magelang :Nur Terpaksa Jalan Sejauh 2,5 Kilometer

Laporan Reporter Tribun, Muhammad Nur Huda

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Jalan utama Desa Sirahan, Kecamatan Salam sepanjanjang sekitar 750 meterputus akibat luapan Sungai Jlegong. Warga di Dusun Sirahan, Glagah, Jetis dan Salakan pun kesulitan akses menuju ke luar desa. 

Warga yang hendak menuju Desa Gulon Kecamatan Muntilan, harus memutar yang jaraknya sekitar 2,5 kilometer. Sungai Jlegong merupakan anak Sungai Putih. Namun, sungai itu sering meluap di kala hujan, lantaran muara sungai ditutup tanggul penahan banjir. 

Pada Kamis (1/12) pagi, beberapa warga Dusun Glagah dan Salakan yang ingin melakukan aktifitas ke luar rumah tampak kerepotan. Karena aliran air yang mengalir di tengah jalan ini cukup deras, sehingga warga yang melintas harus berhati-hati. Beberapa anak yang ingin ke sekolah harus berjalan memutar melalui pematang sawah, yang juga telah tertimbun material pasir. 

Nur Rahmiasih, warga Dusun Salakan yang merupakan siswa kelas IX SMPN 2 harus melepas sepatu dan kaus kakinya agar bisa menyeberangi aliran air luapan Sungai Jlegong yang memutus jalan desa itu. "Kalau menyeberangi Kali Putih tak berani karena arusnya deras. Jadi jalan satu-satunya adalah lewat sini," ujarnya.

Sambil terengah-engah mengatur napas setelah berjalan naik turun gundukan material erupsi Merapi, Nur mengatakan, sebelum ada banjir lahar dingin, untuk mencapai sekolah hanya butuh waktu 10 menit karena hanya menyeberang Dam Kali Putih. "Sekarang saya harus memutar dengan berjalan kaki yang jauhnya sekitar 2,5 kilometer," katanya.

Kedu Hari Ini : 3 Desember 2011

Magelang
-Nur Terpaksa Jalan Sejauh 2,5 Kilometer
-Puluhan Keris Dijamas
-Wayang Onthel, Wayang Onderdil Sepeda
-Belum Ada Alokasi Dana Khusus untuk Pengungsi
-Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah

Selain Nur Rahmiasih, seorang warga Glagah lainnya, Aisyah (37),  juga tampak mengantar anaknya yang sekolah di SD Gunungpring. Ia pun terpaksa menggendong anaknya melintasi jalan utama Desa Sirahan yang terputus aliran Sungai Jlegong itu. "Setiap hari saya harus antar-jemput anak, karena kasihan melihat dia sekolah melewati jalan ini. Takutnya nanti terjatuh," ujarnya.

Kepala Desa Sirahan, Muryono mengatakan, jalan tersebut dulu hanya dilakukan pengerasan saja dengan bahan-bahan material batu dan pasir. Namun, pengaspalan baru akan dilakukan menunggu tanggul Kali Putih dibangun secara permanen.  "Sementara untuk mengatasi aliran Sungai Jlegong belum ada solusinya," katanya. (*)