05 Juli 2011
Unesco Fasilitasi Perajin Handicraft
HARGA batu Gunung Merapi jangan dikira murah. Meski ada jutaan meter kubik terserak di sepanjang aliran sungai-sungai yang berhulu di kaki gunung berapi yang Oktober tahun lalu erupsi. Satu buah untuk ukuran panjang dua meter dan lebar satu meter, harganya mencapai Rp 1,5 juta.
''Kami memerlukan batu ukuran itu, akan kami gerinda dan ampelas untuk dijadikan tempat mandi berendam,'' Wito Prasetyo SE, Ketua Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (Lepek), kemarin. Menjelang pembukaan Training of Trainers & Capacity Building Workshop for the Revitalization of the Handicraft Industry di Mandala Wisata Borobudur, ia mengaku sudah membeli mesin semacam gerinda.
Hari itu Unesco mengadakan pelatihan bagi 15 perajin wilayah Borobudur, asal Desa Candirejo empat orang, Tanjungsari (dua), Karangrejo (dua) Karanganyar (dua), Wanurejo (tiga) dan Kebonsari (dua).
Pelatihan dibuka oleh Bupati Magelang yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Drs Dian Setia Dharma. Selama dua hari mereka diberikan teori mengenai prospek pasar bisnis handicraft, desain, export marketing, regulasi export, quality control. Delapan hari berikutnya praktik pembuatan kerajinan berbahan dasar batu.
Menjadi Pengasong
Agar training maksimal, trainers terdiri dari professional expert misalnya Warwick Pusher, Melvin Margareta Rarung, Eddy Suryanto dari PT Out of Asia, juga Yona Arthea dari Studio Heme Rumah Seni, Solo. ''Candi Borobudur penting, tetapi masyarakat sekitar candi juga sama pentingnya. Karena mereka yang melestarikan bangunan peninggalan sejarah itu,'' Masanori Nagaoka, Kabid Budaya Unesco Perwakilan Jakarta.
Selama ini banyak masyarakat menjadi pengasong mengejar wisatawan yang ke Candi Borobudur. Agar mereka tidak seperti itu lagi, yang dijual harus handicraft unik, menarik dan bermutu tinggi. Karena itu peserta pelatihan ini kemudian menularkan kemampuannya pada perajin lokal. Kelak wisatawan justru yang mencari handicraft unik ke desa-desa di Kecamatan Borobudur.
Agar pemasarannya meluas, Unesco telah menghubungi sejumlah pengusaha hotel di Yogyakarta dan Bali, agar menyediakan ruangan untuk memajang hasil kerajinan warga Borobudur. Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetjo, menyatakan siap menindaklanjuti saran dari Unesco untuk menyediakan ruang pamer handicraft karya para perajin Borobudur.
Sejak beberapa tahun lalu pihaknya selalu menawarkan kepada wisatawan, agar mengunjungi desa-desa wisata di sekitar Candi Borobudur. (Tuhu Prihantoro-28)
Suber Berita : suara merdeka .com
Berita lain hari ini : - Penjualan Kupon Togel Digrebeg
- Muniroh Manusia Kaayu Asal Tegalrejo
Unesco Fasilitasi Perajin Handicraft
HARGA batu Gunung Merapi jangan dikira murah. Meski ada jutaan meter kubik terserak di sepanjang aliran sungai-sungai yang berhulu di kaki gunung berapi yang Oktober tahun lalu erupsi. Satu buah untuk ukuran panjang dua meter dan lebar satu meter, harganya mencapai Rp 1,5 juta.
''Kami memerlukan batu ukuran itu, akan kami gerinda dan ampelas untuk dijadikan tempat mandi berendam,'' Wito Prasetyo SE, Ketua Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (Lepek), kemarin. Menjelang pembukaan Training of Trainers & Capacity Building Workshop for the Revitalization of the Handicraft Industry di Mandala Wisata Borobudur, ia mengaku sudah membeli mesin semacam gerinda.
Hari itu Unesco mengadakan pelatihan bagi 15 perajin wilayah Borobudur, asal Desa Candirejo empat orang, Tanjungsari (dua), Karangrejo (dua) Karanganyar (dua), Wanurejo (tiga) dan Kebonsari (dua).
Pelatihan dibuka oleh Bupati Magelang yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Drs Dian Setia Dharma. Selama dua hari mereka diberikan teori mengenai prospek pasar bisnis handicraft, desain, export marketing, regulasi export, quality control. Delapan hari berikutnya praktik pembuatan kerajinan berbahan dasar batu.
Menjadi Pengasong
Agar training maksimal, trainers terdiri dari professional expert misalnya Warwick Pusher, Melvin Margareta Rarung, Eddy Suryanto dari PT Out of Asia, juga Yona Arthea dari Studio Heme Rumah Seni, Solo. ''Candi Borobudur penting, tetapi masyarakat sekitar candi juga sama pentingnya. Karena mereka yang melestarikan bangunan peninggalan sejarah itu,'' Masanori Nagaoka, Kabid Budaya Unesco Perwakilan Jakarta.
Selama ini banyak masyarakat menjadi pengasong mengejar wisatawan yang ke Candi Borobudur. Agar mereka tidak seperti itu lagi, yang dijual harus handicraft unik, menarik dan bermutu tinggi. Karena itu peserta pelatihan ini kemudian menularkan kemampuannya pada perajin lokal. Kelak wisatawan justru yang mencari handicraft unik ke desa-desa di Kecamatan Borobudur.
Agar pemasarannya meluas, Unesco telah menghubungi sejumlah pengusaha hotel di Yogyakarta dan Bali, agar menyediakan ruangan untuk memajang hasil kerajinan warga Borobudur. Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetjo, menyatakan siap menindaklanjuti saran dari Unesco untuk menyediakan ruang pamer handicraft karya para perajin Borobudur.
Sejak beberapa tahun lalu pihaknya selalu menawarkan kepada wisatawan, agar mengunjungi desa-desa wisata di sekitar Candi Borobudur. (Tuhu Prihantoro-28)
Suber Berita : suara merdeka .com
Berita lain hari ini : - Penjualan Kupon Togel Digrebeg
- Muniroh Manusia Kaayu Asal Tegalrejo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar