K11-11 | Glori K. Wadrianto | Senin, 18 Juli 2011 | 18:16 WIB
k11-11Warga sedang berdoa di makan Kyai Semar, dipuncak Gunung Tidar, Senin (18/7/2011). Menjelang bulan suci Ramadhan, tempat ini banyak dikunjungi peziarah.
MAGELANG, KOMPAS.com - Ziarah kubur, menjadi rutinitas sebagian masyarakat menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Mereka akan mendatangi makan kerabat maupun orang tokoh untuk berdoa maupun hanya sekadar melakukan wisata religi.
Seperti yang terlihat makan Syeh Subakir, Kyai Sepanjang dan Kyai Semar yang berada di puncak Gunung Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/7/2011).
Menjelang bulan suci, tingkat kunjungan peziarah meningkat drastis. Wahyu (23) pengantar peziarah yang juga anak dari juru kunci makam Kiai Semar, Ibu Paiman, mengatakan kenaikan kunjungan berlangsung kurang lebih satu minggu ini.
Jika pada hari biasa tidak lebih dari 20 peziarah yang datang, saat menjelang Ramadhan, ada seratus lebih peziarah yang datang setiap harinya. "Selain menjelang puasa, ramai peziarah juga pada saat malam 1 Syuro yang bertepatan dengan haul Syaikh Subakir," katanya.
Berdasarkan pantauan, terdapat puluhan bus yang berjajar di tempat parkir kawasan ini. Di area tersebut terdapat tiga titik petilasan yang dipercaya masyarakat sebagai makam. Untuk mencapai makam tersebut, medan yang ditempuh cukup berat. Pengunjung harus melalui ribuan anak tangga.
"Posisi paling atas adalah makam Kiai Semar, kemudian di bawahnya makam Syaikh Sepanjang, dan paling bawah makam Kyai Subakir," terang Wahyu.
Sedangkan untuk pengunjung, Wahyu mengatakan mereka kebanyakan berasal dari luar daerah seperti Cirebon, Brebes, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, dan Jawa Timur. "Ada juga yang dari luar Jawa, biasanya mereka menginap di atas (Gunung Tidar-red)," ujarnya.
Untuk perawatan, tutur Wahyu, yang sejak 2001 membantu ibunya menjaga makam, dirinya hanya mengandalkan pemasukan yang berasal dari sumbangan sukarela peziarah.
Menurutnya, selama ini belum ada bantuan dari pemerintah atau intansi lainnya. Bangunan di atas Gunung Tidar memang bisa dikatakan mewah untuk sebuah makam. Jika sampai puncak, jalan menuju setiap makam sudah berpaving, selain itu di puncak gunung tersebut juga dibangun Mushola.
"Untuk bangunan Kyai Semar saja, pembangunannya hampir 3 tahun baru selesai, uang yang digunakan berasal dari sumbangan salah satu pengusaha di Jawa Timur," terangnya.
Nurohman (29), salah satu peziarah dari Kabupaten Wonosobo mengatakan, dirinya datang dengan rombongan dari daerahnya dengan menggunakan tiga bus besar. Namun, selain berziarah ke Gunung Tidar dirinya mengaku juga akan meneruskan ziarah ke Gunung Pring di Muntilan Kabupaten Magelang. "Ya tujuannya mengharap berkah saja pada Syaikh Subakir yang juga merupakan seorang Wali," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar