Berita Khusus : Kim Jong-Il Meninggal Dunia

Seoul, (Analisa). Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Il meninggal dalam usia 69 tahun akibat serangan jantung, demikian diumumkan media pemerintah, Senin (19/12). Kematiannya secara praktis mendorong suksesi dinasti kedua di negara itu. Berita meninggalnya Kim ini sebaliknya membuat indeks saham dunia naik. Televisi pemerintah mengumumkan berita mengejutkan seputar kematian pemimpin negara komunis itu dan menayangkan liputan warga Korea yang histeris baik muda maupun tua dari Pyongyang. Mereka memukul-mukul tanah sebagai pelampiasan rasa berduka mendalam. Pemimpin Korut itu meninggal akibat serangan jantung saat melakukan perjalanan dengan kereta api dalam salah satu perjalanan darat, lapor kantor berita KCNA. Rakyat Korut diminta mendukung Kim Jong-Un, yang berusia 20-an tahun dan setahun terakhir dijadikan jenderal bintang empat serta diberi jabatan tertinggi partai berkuasa kendati tidak dikenal publik. "Semua anggota partai, personil militer dan publik harus dengan setia mengikuti kepemimpinan putra Kim dan pewarisnya, Kim Jong-Un, yang kini berusia 20-an dan melindungi serta lebih memperkuat barisan bersatu partai, militer dan publik," demikian dikatakan penyiar wanita berbusana hitam di televisi.  Upacara pemakaman Kim akan diadakan pada 28 Desember di Pyongyang, tapi delegasi asing tidak diundang, lapor KCNA. Hari berkabung nasional diumumkan dari 17 sampai 29 Desember. Indeks Saham Naik Mau uang gratis ?  Klik Disini ! Berita meninggalnya Kim ini ternyata disambut positif di lantai bursa dunia. Meski arah politik Korut masih sulit untuk ditebak, meninggalnya Kim diperkirakan akan membuat negeri itu lebih ‘dingin’. Di AS, indeks Dow Jones naik 0,4 persen ke posisi 11.829. Indeks Standards & Poor naik 0,6 persen dan indeks Nasdaq1 naik 0,6 persen. Di Eropa, indeks saham sempat jatuh tapi membaik setelah berita meninggalnya Kim. Indeks DAX Jerman naik 0,7 persen. CAC Paris naik 0,2 persen dan FTSE Inggris naik 0,3 persen. Berdasarkan sejarah Semenanjung Korea dijajah oleh Jepang dari 1910-1945, dan Kim Il-Sung (ayah Kim Jong-Il) mendirikan Korut sebagai negara komunis pada 1948. Korut menginvasi Korsel pada 1950, sehingga memicu perang tiga tahun. Korsel mendapat dukungan pasukan PBB yang dipimpin AS dan didukung oleh Korsel dan China.  Tetapi perang berakhir dengan gencatan senjata, meninggalkan kedua Korea secara teknis dalam keadaan perang. Kim Il-Sung mengembangkan senjata nuklir yang menimbulkan ketegangan-ketegangan dengan AS, dan berusaha untuk menyerang Korut pada 1994.  Kedua pihak menandatangani kesepakatan gencatan senjata nuklir setahun kemudian yang berakhir berlakunya sampai 2002. Kim Il-Sung meninggal pada 1994 digantikan putranya Kim Jong-Il, yang melanjutkan proyek pengembangan nuklir dan rudal. Di tengah ketegangan-ketegangan pada 2005, perundingan enam negara (kedua Korea, AS, Jepang, China, Rusia) menyepakati gencatan nuklir, namun Korut justru melakukan uji coba nuklir pertama pada 2006.  Korut kemudian keluar dari forum enam negara pada April 2009, dan pada tahun itu melakukan uji coba nuklir kedua pada Mei, bersamaan dengan peluncuran rudal, dan memperkeras sanksi-sanksi PBB.  (Ant/AFP/Rtr/AP/es) Baca Juga :  -Kim Jong-Il Meninggal Dunia -Membuat Uang Secara Online -Penggundulan Anak-anak Punk di Aceh