PURWOREJO, suaramerdeka.com - Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purworejo menemukan daerah-daerah baru
yang mulai terserang penyakit malaria tahun ini. Disebut daerah baru
karena sebelumnya belum terjadi kasus, tapi tahun ini ditemukan kasus
malaria.
Kabid
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes drg
Dwitiya Suprijono mengungkapkan, daerah baru itu berada di sepanjang
wilayah perbukitan menoreh. Meliputi Kecamatan Loano, Kaligesing,
Bagelen, dan Purworejo. "Kami masih meneliti penyebab meluasnya
serangan," katanya, Rabu (21/12).
Kendati
ditemukan kategori daerah baru, tapi Dwitiya menyebutkan tren serangan
malaria secara keseluruhan mengalami penurunan dari 200 kasus selama
September, menjadi 170 kasus pada Oktober. Penurunan kasus juga terjadi
sepanjang November menjadi sekitar 100 kasus.
Sementara
itu, Kepala Puskesmas Kaligesing dr Hendi Prasetyawan mengemukakan,
sebanyak 387 warga di wilayahnya terserang malaria selama tahun 2011.
Namun, puncak serangan terjadi pada bulan bulan Oktober dengan 156
pasien. Sebaran malaria hanya terdapat di Desa Jatirejo, Somongari,
Kaliharjo, Kaligono, Tlogoguwo, Donorejo dan Ngaran. "Total ada 21 desa,
namun sebagian besar masih bersih dari malaria. Hanya saja ada satu
desa yakni Kaligono yang sebelumnya jarang ada kasus, sekarang muncul
serangan," terangnya.
Menurutnya,
malaria kemungkinan banyak menyerang seiring mulai masuknya musim
durian. Ketika musim buah, sebagian warga bermalam di tengah hutan untuk
menunggu durian yang jatuh. "Risiko gigitan nyamuk anopeles sangat
tinggi ketika mereka berada di tengah hutan. Jadi, sebaiknya warga
memakai obat nyamuk oles atau memakai pakaian yang rapat," sarannya.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Sementara
itu, sekitar 500 kelambu milik warga Desa Hargorojo Kecamatan Bagelen
Kabupaten Purworejo dicelup ulang insektisida. Program tersebut digelar
setelah kurang lebih 91 warga setempat terserang malaria sejak September
2011. Bahkan, lonjakan kasus tersebut masuk kategori kejadian luar
biasa (KLB).
Warga
mencelup kelambu di Balai Pedukuhan Setoyo, Curug, Plarangan, Ngrego
serta penduduk Dukuh Sekuning di Balai Desa Hargorojo. "Masa pakai racun
yang menempel pada kelambu antara 1 - 3 tahun. Dinas kesehatan setempat
memperkirakan, kelambu sudah kurang beracun, jadi dilakukan program
pencelupan ulang," kata Sugihartono, Kadus Sekuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar