Menurut warga, perbuatan mereka merupakan pembalasan perlakuan aparat yang menembak salah satu warga bernama Jaelani sebelum bentrokan terjadi pada 10 November lalu.
Warga meminta pemerintah menarik aparat kepolisian dan TNI yang menjaga perkebunan milik BSMI. Selain itu warga juga meminta polisi mencari pelaku penembakan yang menewaskan satu orang warga bernama Jaelani dan delapan orang lainnya luka-luka. Bahkan, hingga kini dua orang warga masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Immanuel Bandar Lampung.
Menurut pantauan Metro TV, warga juga meminta pemerintah menghentikan aktivitas PT BSMI di wilayah itu. Terlebih, PT BSMI telah beroperasi selama 17 tahun dan mencaplok tanah warga. Selama kurun waktu itu pula warga mempertahankan tanahnya meski tidak membuahkan hasil.
PT BSMI juga sudah dianggap tidak memberikan realisasi lahan plasma perkebunan sawit sesuai perjanjian ataupun memberikan pekerjaan bagi penduduk setempat. Oleh karena itu kerusuhan pun tidak dapat dihindarkan karena warga merasa masih mempunyai hak atas lahan plasma yang menjadi sengketa.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Berdasarkan laporan warga, hingga kini sudah ada sembilan orang yang menjadi korban tembakan polisi. Salah satunya meninggal dan delapan lainnya luka-luka. Warga juga menuntut agar biaya pengobatan para korban ditanggung pemerintah.
Kepada Metro TV, warga menunjukkan peluru-peluru yang ditemukan warga di kawasan pabrik PT BSMI pasca-bentrokan. Ternyata ada beberapa peluru tajam dan peluru karet. Selain itu warga juga meminta dikembalikannya kendaraan bermotor milik warga yang disita polisi. (*)
Sumber : Metro TV News
Baca Juga :
-Menhut, Konflik Mesuji Tak Ada Urusan dengan Pusat
-Polri, Pelaku Pemenggalan Mesuji dari Warga
-Pemerintah Ingin Penanganan Mesuji Menyeluruh
-Pembantaian di Mesuji Dipicu Konflik Agraria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar