MAGELANG, suaramerdeka.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendeklarasikan Asosiasi Tani Nusantara (Astanu) untuk memperjuangkan para petani di Indonesia. Organisasi ini akan fokus untuk memperjuangkan nasib para petani karena dinilai belum sejahtera.
Deklarasi pembentukan Astanu ini dilakukan di Kompleks Pondok Pesantren Bodho Nahdlatul Thullab Banjar Agung, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Rabu (14/12) siang. Hadir dalam acara ini Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj, Ketua GP Ansor Nusron Wahid, serta ratusan kiai, ulama dan dalang kondang Ki Enthus Susmono.
"Kami petani nusantara dengan ini menyatakan bersatu untuk mewujudkan ketahanan, kemandirian, kesejahteraan dan kedaulatan dalam satu wadah Asosiasi Tani Nusantara," kata KH Said Agil didampingi sembilan tokoh NU dan ditirukan ribuan petani yang hadir.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Menurut Said, Indonesia adalah negara agraris namun kebijakan pembangunan negara tidak sesuai dengan ciri dan karakteristik bangsa Indonesia. Akibatnya, bangsa Indonesia mengalami kemunduran dan kehancuran peradaban petani.
Seharusnya, kata dia, pembangunan agraria dijadikan sebagai tulang punggung pembangunan bangsa dan negara. ke depan, Astanu akan fokus memperjuangkan para petani di Indonesia, termasuk para petani tembakau yang terancam dengan pemberlakuan UU Kesehatan No.36 tahun 2009.
Said mencurigai UU itu merupakan pesanan pengusaha asing yang ingin memasarkan produk rokok mereka ke Indonesia. UU ini dinilai akan mematikan jutaan petani tembakau di Indonesia.
"Kita memilih Magelang karena daerah eks Karesidenan Kedu merupakan sentra petani tembakau tradisional. Jika tembakau diharamkan maka petani akan mati. Pekalongan masih punya batik, Cirebon punya energi. Nah Kedu hanya punya tembakau. PBNU akan memperjuangkan nasib petani tembakau," katanya.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar