MAGELANG, suaramerdeka.com - Korban penusukan anggota geng motor di Dusun Wonokriyo, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang akhirnya meninggal dunia. Korban tewas akibat adanya penggumpalan darah yang menghimpit paru-paru.
Korban meninggal dunia di RSIA Aisyiyah Muntilan, Kabupaten Magelang. Siswa kelas 3 SMP Maarif Klangon, Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo itu sempat mendapat perawatan intensif selama dua minggu.
Berdasarkan informasi pihak keluarga, korban bersama empat orang temannya, yakni JNY, HN dan IP, berjalan kaki menuju Puncak Suroloyo melalui jalur utara pada malam pergantian tahun baru Jawa, Sabtu (26/11) malam pukul 23.00 WIB.
Namun sesampainya di Dusun Wonokriyo, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur mereka dicegat sekelompok geng motor. Sedikitnya ada 50 motor yang dikendarai berboncengan. “Mereka mencegat dan bertanya, Adi dan teman-temannya anggota geng apa,” kata Dukuh Durensawit Desa Banjarroyo C Siswandi, Rabu (14/12).
Menurut Siswandi, karena merasa bukan anggota geng apapun, mereka menjawab bahwa mereka netral. Salah satu anggota geng motor itu kemudian meminta Adi menunjukkan pakaian yang dikenakannya. Kebetulan, saat itu ia mengenakan kaos seragam kelompok suporter sebuah klub sepakbola di Yogyakarta
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Melihat hal itu, salah satu anggota geng motor yang tidak diketahui asalnya itu maju dan menusuk Adi menggunakan clurit. Adi mengalami luka tusuk di bagian dada dan lengan kiri. Dia kemudian dilarikan ke bidan desa terdekat karena lokasi kejadian jauh dari kota.
Karena lukanya parah, Adi dirujuk ke Puskesmas Borobudur. Setelah sempat dirawat dua hari, ia meminta pulang dengan alasan ingin mengikuti ujian di sekolah. Dua hari kemudian, Adi mengalami sesak napas dan pingsan. Dia segera dilarikan ke RSIA Aisyiyah Muntilan guna mendapatkan perawatan intensif. Namun meski sudah menjalani operasi, nyawa Adi tetap tidak tertolong. Dia meninggal dunia pada Senin (12/12) pagi di rumah sakit.
Warga RT 51 RW 25 Dusun Durensawit, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawangm itu meninggal dunia akibat adanya penggumpalan darah yang menghimpit organ paru-paru. "Kami sudah melaporkan kasus ini ke Polsek Borobudur namun belum ada kejelasan. Pelaku masih bebas berkeliaran," kata paman korban, Narfudin.
Narfudin berharap pelaku penusukan segera ditangkap karena telah menyebabkan Adi meninggal. Adi selama ini tinggal bersama neneknya karena kedua orangtuanya bekerja di Jakarta.
Adi sendiri berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka bahkan kesulitan membayar biaya operasi di RSIA Aisyiyah Muntilan sebesar Rp 18 juta. "Dia selama ini dikenal sebagai anak yang baik. Pihak sekolah akan membantu semampunya," kata kepala Sekolah SMP Maarif Klangon Sumiyono.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar