Tata Ruang Pariwisata Jateng Dinilai Belum Menarik
BOROBUDUR - Pesona Candi Borobudur ternyata tak menjadikannya sebagai objek wisata Jawa Tengah yang menarik untuk dinikmati. Buktinya, lama tinggal kunjungan wisatawan di candi ini sangat rendah. Bahkan warga di sekitarnya belum memperoleh manfaat ekonomi dan masih menjadi kecamatan miskin.
Temuan itu terungkap saat Komisi B DPRD Jawa Tengah melakukan kunjungan kerjanya ke Candi Borobudur, kemarin (13/1). Kunjungan dimaksudkan menyerap aspirasi untuk penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan (RIPK) daerah, terutama untuk mengembangkan pariwisata di Jawa Tengah.
Menurut pimpinan rombongan dari Komisi B, Yahya Haryoko, penyusunan raperda ini sangat diperlukan karena tata ruang pariwisata di Jateng belum mampu menjadikan daerah ini menarik. ”Pariwisata yang ada di Jateng belum menjadi destinasi yang menarik, baik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara,’’ katanya.
Keberadaan Candi Borobudur yang menjadi andalan juga dinilai belum dapat menjadi ukuran pariwisata di Jateng. Sebab dari hasil kajian Komisi B DPRD Jawa Tengah, lama tinggal wisatawan di candi terbesar di dunia ini ternyata sangat rendah. ”Bahkan wisatawan tidak tinggal sama sekali,” tuturnya.
Di samping itu, multiplier effect kunjungan wisatawan juga sangat rendah. Kecamatan Borobudur masih masuk daerah termiskin di urutan ke tujuh di Jateng. Karena itu dewan menilai keberadaan Candi Borobudur perlu dikoneksi dengan tempat wisata lainnya agar lebih berkembang.
”Candi Borobudur perlu dibuat satu paket dengan objek wisata lain. Misalnya dengan Dieng di Wonosobo, atau tempat wisata di Cilacap, Banyumas, atau lainnya. Kita perlu kaji paket wisata Candi Borobudur-Jogjakarta,” jelas Yahya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Dian Setya Dharma mengatakan, pihaknya juga tidak sependapat dengan adanya paket wisata Borobudur-Jogjakarta. ”Sebaiknya, kalau bisa diganti dengan paket wisata Candi Borobudur dengan Dieng Wonosobo atau dengan Pangandaran di Cilacap,” ujarnya.
Ia mengatakan, pemkab sudah menyusun rencana pengembangan kepariwisataan, khususnya di Magelang. Sejauh ini, pihaknya sudah bekerja sama dengan swasta untuk rencana pengembangan itu. Namun, rencana pengembangan kepariwisataan itu terbentur anggaran daerah yang terbatas.
”Saat ini sudah ada rencana pembangunan tempat wisata water park di Kecamatan Secang. Juga Jateng Park di Deyangan Kecamatan Mertoyudan, maupun pengembangan kesenian daerah,” paparnya.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, menurut Dian, pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur juga sudah berupaya membentuk desa wisata. Juga dikembangkan home stay untuk membuat wisatawan tinggal lebih lama, maupun upaya-upaya lainnya. ”Kami berharap hotel-hotel di sekitar Candi Borobudur terus tumbuh, sehingga wisatawan tidak menginap di Jogjakarta,’’ tandas Dian
Sumber : Radar Jogja
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar