Pengamat intelijen Wawan Purwanto |
JAKARTA - Pengamat intelijen Wawan Purwanto mengatakan, kericuhan yang terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (26/1), dan di berbagai wilayah lainnya jangan dianggap sebagai kericuhan biasa. Menurut dia, ada pihak yang mendesain terjadinya kericuhan. Hal ini bertujuan untuk memecah-belah pertahanan dan keamanan negara.
"Yang mendesain adalah mereka yang tidak bertanggungjawab, dan berkepentingan terhadap konflik untuk mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, dengan situasi semakin memanas, maka para aktor kerusuhan tersebut merasa diuntungkan," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, ada juga pihak yang berkepentingan untuk mengeruhkan situasi politik di Indonesia, serta ada yang berkepentingan mengeruk hasil bumi Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya konflik terkait Pemilukada dan bergolaknya Freeport di Papua.
Konflik yang mereka ciptakan, lanjut Wawan, terkadang reda, namun kemudian pecah lagi dengan mengakibatkan munculnya kerugian. "Mereka tidak segan-segan lagi menyerang aparat. Seperti yang terjadi di Bima, massa membakar mobil polisi. Begitu juga di Tulangbawang, markas kepolisian diserang sekitar 20 orang yang merasa kecewa terhadap proses hukum yang dilakukan Polri," ujar Wawan.
Namun demikian, lanjutnya, para pelaku yang mendesain kerusuhan tersebut hanya mampu menciptakan konflik di beberapa daerah. Tidak semua daerah bisa dijadikan sasaran konflik, karena tingkat pendidikan masyarakat berbeda-beda.
"Mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan memiliki kemapanan ekonomi tidak mudah dipengaruhi sehingga enggan untuk konflik. Sasaran konflik diciptakan dengan memanaskan kondisi politik daerah," ungkapnya.
Dia menambahkan, masalah kepemilikan lahan juga menjadi pemicu, seperti yang terjadi di Mesuji, Lampung. Pemicu-pemicu ini akhirnya menjadi kemarahan warga terhadap aparat. Aspirasi mereka tidak didengar sehingga mereka melakukan perlawanan. Bila dibiarkan, maka pertahanan negara akan semakin terancam, karena mereka tidak puas dengan kinerja pemerintah selama ini.
Menurut dia, untuk mengeleminir kerusuhan di berbagai daerah sehingga aktor kerusuhan tidak bisa leluasa dalam merancang kerusuhan, pemerintah daerah harus lebih memaksimalkan dialog dengan masyrakat.
"Mengedepankan dialog seperti itu masih kurang karena masing-masing Pemda mengedepankan egonya, dan kurang mendengar keluhan masyarakat," pendapatnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar