MATARAM- Ruas jalan Sape-Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali diblokade oleh warga sejak Kamis (12/1) malam seperti yang dilakukan pascatragedi berdarah di Sape 24 Desember lalu.
Pemblokadean jalan perbatasan Sape-Lambu dilakukan warga sejak sekitar pukul 23.00 dan hingga Jumat (13/1) sore jalur tersebut belum bisa dilalui. Pemblokadean jalan itu dilakukan warga lima desa yang berada pada ruas jalan tersebut yakni, Desa Soro, Melayu, Sumi, Rato, dan Desa Lanta.
Berdasarkan informasi yang dihimpun mediaindonesia.com, warga memblokade jalan dengan cara menempatkan kayu, batu, pohon, dan berbagai jenis penghalang lainnya di badan jalan. Itu mereka lakukan untuk menghambat masuknya kendaraan aparat setelah ada isu akan ada penangkapan lagi oleh aparat terhadap orang yang dianggap sebagai provokator terkait peristiwa Sape.
"Saya menduga warga khawatir ada penyusupan dan penangkapan warga oleh aparat," kata Mulyadin, salah seorang warga Desa Rato melalui telepon seluler.
Menurutnya, selain melakukan pemblokadean, warga juga menggelar rapat akbar di lapangan Tembak Raba di Desa Rato, Kecamatan Lambu. Rapat dihadiri oleh warga Lambu. "Saya kira apa yang dilakukan warga sekaligus sebagai simbol penolakan terhadap SK 188 itu," kata Mulyadin.
Di lapangan tersebut massa menggelar orasi untuk menegakkan komitmen terhadap tuntutan pencabutan SK 188 tentang eksplorasi tambang. Selain itu warga juga menuntut agar sejumlah warga yang masih ditahan segera dibebaskan
Sumber : MICOM
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar