---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
foto: ant |
TEMANGGUNG - Tingginya intensitas hujan disertai angin yang sering terjadi akhir-akhir ini diperkirakan tidak akan mempengaruhi kualitas buah kopi. Pasalnya, pada awal tahun ini kopi sudah tumbuh menjadi buah, sehingga tidak akan mudah rontok saat seperti masih menjadi bunga kopi.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung Rumantyo. Kendati demikian, menurutnya petani tetap harus mewaspadai kemungkinan tumbuhnya jamur.
"Berpengaruh secara kualitas saya rasa tidak ya, cuma perlu diwaspadai karena musim seperti sekarang menjadikan kelembapan udara tinggi, sehingga potensial untuk tumbuhnya jamur, yang bisa menyebabkan kematian pada pohon kopi," ujarnya.
Dikatakan, dimusim hujan yang lembab spora jamur mudah berkembang biak dengan cepat. Bahayanya, jamur ini dapat berkembang pula pada batang, daun, maupun akar tanaman kopi. Jika dibiarkan, pohon bisa menjadi kering kemudian mati. Pada akhirnya akan berpengaruh pula pada jumlah produksi.
Untuk menghindari berkembangnya jamur, dia mengimbau agar tanaman kopi di rawat dengan baik. Antara lain, dengan cara mengurangi naungan agar sekitar pohom tidak terlalu lembab. Bisa juga memangkas ranting pohon yang tidak lagi produktif.
"Yang perlu diwaspadai petani jangan terlalu lembab, dengan begitu, pohon dan buah kopi akan mendapat sinar langsung dari matahari. Maksudnya, biar sirkulasi udara lancar, hingga tumbuhnya jamur pada pohon kopi bisa di minimalisir, agar produksi sesuai estimasi," jelasnya.
Di Temanggung sendiri terdapat dua jenis tanaman kopi yakni robusta dan arabika. Wilayah penghasil robusta antara lain, Kecamatan Jumo, Candiroto, Wonoboyo, Bejen, Pringsurat dengan total luasan lahan mencapai kurang lebih 10 ribu hektare. Dari luas tersebut kata Rumantyo bisa dihasilkan panen sebanyak 700 ton ose (biji kopi kering).
Di Temanggung sendiri terdapat dua jenis tanaman kopi yakni robusta dan arabika. Wilayah penghasil robusta antara lain, Kecamatan Jumo, Candiroto, Wonoboyo, Bejen, Pringsurat dengan total luasan lahan mencapai kurang lebih 10 ribu hektare. Dari luas tersebut kata Rumantyo bisa dihasilkan panen sebanyak 700 ton ose (biji kopi kering).
Sedangkan sentra kopi robusta berada di dataran tinggi, sekitar 800 meter di atas permukaan laut (mdpl), seperti di Kecamatan Kledung, Bansari, Ngadirejo, dan Tretep. Luas lahannya 1.400 hektare. Dari luas tersebut, kurang lebih bisa dihasilakn panenan 40 hingga 50 ton oce.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar