Tampilkan postingan dengan label Melonjak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Melonjak. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Desember 2011

Magelang News : Menjelang Natal dan Tahun Baru Harga Beras Melonjak

-------------------------------------------------------------------------------------------
Investasi emas 
Dijamin untung !! Revolusi Bisnis Investasi online. Real Profit Inside
Sponsor
-------------------------------------------------------------------------------------------
Laporan Reporter Tribun Jogja, Muhammad Nur Huda

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Menjelang Hari Raya Natal dan tahun baru 2012, harga beras di pasar yang ada di Kabupaten Magelang mulai merangkak naik. Dari pantauan di Pasar Muntilan, kenaikan cukup bervariasi, mulai dari Rp 100 perkilogram hingga Rp 600 perkilogram disesuaikan dengan jenis dan kualitasnya.

Harga beras jenis medium IR-64 naik Rp100 perkilogram hingga Rp 400 perkilogram. Harga sebelumnya Rp 7.200 perkilogram menjadi Rp 7.500 perkilogram  hingga Rp 7.600 perkilogram. Sementara jenis kualitas super, harga sebelumnya Rp7.600 perkilogram menjadi Rp 8.200 perkilogram.

“Naiknya harga beras sudah sejak seminggu terakhir ini. Dari pemasok saya mendapatkan beras kualitas super seharga Rp 7.400 perkilogram,” kata salah satu pedagang beras di Muntilan, Rini Nurhayati.

Rini mengatakan, naiknya harga beras ini lebih disebabkan pasokan beras dari petani berkurang. Sehingga stok beras di tingkat pemasok menipis, dikarenakan panen padi yang diperkirakan baru mulai bulan Januari-Februari tahun depan.

Sementara itu, lanjutnya, permintaan para bakul untuk membeli beras tetap tinggi bahkan cenderung meningkat. Permintaan beras perhari rata-rata mencapai enam ton, padahal biasanya hanya sekitar lima ton.

“Pembeli paling menyukai jenis beras IR-64 seharga Rp 7.600 perkilogram, mentikwangi Rp 8.000 perkilogram, dan cisadane Rp 7.300 perkilogram,” ungkapnya.

Pedagang beras lainnya, Utoyo mengatakan, naiknya harga beras lebih disebabkan banyaknya petani di wilayah Kabupaten Magelang mengalami gagal panen. Hal itu akibat hama wereng dan bencana banjir lahar dingin Gunung Merapi. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan beras dari petani.

“Kalau pun ada, harganya telah melambung. Naiknya harga beras mungkin juga karena menjelang Natal dan tahun baru 2012. Biasanya saat-saat itu kebutuhan masyarakat meningkat,” ujarnya.

Untuk harga kebutuhan pokok lainnya, antaralain minyak goreng curah, gula pasir, daging ayam dan sapi, serta tepung terigu, cenderung masih stabil. Harga sayuran juga masih stabil.

Sayuran kobis masih berkisar Rp 2.500 perkilogram, kacang panjang Rp 3.500 perkilogram, cabe rawit hijau Rp 6.000 perkilogram. “Hanya komoditas sayuran tomat dan wortel saja yang harganya melonjak. Harga komoditas ini dari sebelumnya Rp 3.000 - Rp 4.000 perkilogram naik 100 persen menjadi Rp 7.000 - Rp 8.000 perkilogram,” ungkap Sobariyah, pedagang sayuran di Pasar Borobudur.

Menurutnya, harga komoditas ini naik akibat pasokan dari petani menurun. Ini disebabkan karena suaca telah memasuki musim hujan, sehingga petani lebih memilih menanam komoditas lainnya. “Kenaikan ini sudah terjadi sejak seminggu yang lalu,” umbuh Sobariah.(*)
-------------------------------------------------------------------------------------------

TOP SECRET - AMALAN RAHASIA MUSLIM KAYA

PENTING !!! Top Secret !!!. Inilah Informasi paling penting untuk kehidupan anda. Jangan dilewatkan kerena informasi ini terlalu penting untuk dilewatkan, tunda dulu yang lain !!! Masa depan anda ada disini, siapapun anda !! Simpan informasi ini, suatu ketika anda membutuhkan. Klik Di Sini !

Rabu, 09 November 2011

Magelang News : Hujan, Harga Cabai Melonjak

Magelang, CyberNews. Harga komoditas cabai kembali melonjak. Begitu juga dengan jenis sayuran lain turut naik karena pasokan berkurang akibat hujan yang mulai terus turun. Namun, untuk beberapa jenis sayuran cenderung stabil bahkan turun.
Amah (45), salah seorang pedagang sayuran di Pasar Tarumanegara Magelang mengatakan, sejak beberapa hari sebelum Lebaran Idul Adha lalu harga beberapa jenis sayuran naik. Rata-rata kenaikan Rp 2000-Rp 6000 per kilogram.
“Sebenarnya saya kurang tahu persis penyebab kenaikan tersebut. Tapi dari tengkulak harga sudah naik dibanding sebelumnya karena stok sedikit,” ujarnya di kiosnya, Selasa (8/11).
Ia menjelaskan, cabai jenis keriting merah dan merah besar mengalami lonjakan yang cukup signifikan dibanding jenis lainnya, yakni mencapai Rp 6000/kg menjadi Rp 26.000/kg. Padahal, bulan Oktober lalu harga sudah naik dari Rp 15.000/kg ke Rp 20.000/kg.
“Kedua jenis cabai ini memang yang banyak dibeli masyarakat sehingga harganya naik paling tinggi. Sementara jenis keriting hijau naik Rp 5000/kg menjadi Rp 10.000/kg, sedangkan jenis lainnya cenderung stabil seperti hijau besar Rp 12.500/kg, rawit merah dan hijau masing-masing Rp 10.000/kg,” paparnya.
Komoditas lain yang juga turut naik antara lain tomat dari Rp 1500/kg menjadi Rp 2500/kg, kacang panjang naik menjadi Rp 5000/kg dari sebelumnya Rp 3000/kg. Begitu juga dengan wortel naik Rp 1000/kg menjadi Rp 3500/kg dan kacang buncis naik Rp 2000/kg menjadi Rp 5000/kg.
“Sementara untuk sayuran pare, jagung, dan mentimun relatif stabil di harga Rp 4000/kg, Rp 3000/kg, dan Rp 3000/kg. Justru, untuk kentang harganya turun. Satu kilogram kentang kualitas terbaik hanya Rp 4000, sedangkan termurah hanya Rp 1500-Rp 2000/kg,” katanya.
Kenaikan harga cabai tersebut diakui juga oleh Wia (48), pedagang sayur lainnya. Warga Magelang ini menjelaskan, sudah beberapa hari ini harga cabai kembali naik. Kenaikan antara Rp 2000-Rp 6.000 per kilogram.
“Namun, harga tersebut bisa berubah setiap harinya tergantung situasi. Yang saya tau, kenaikan ini karena pasokan dari petani berkurang mengingat musim hujan mulai turun. Kalau biasanya saya dikirim sekitar 10 kilogram per hari, sekarang hanya 5-8 kilogram saja,” paparnya.
Padahal, daya beli sedang bagus mengingat masih banyak warga yang membutuhkan cabai sebagai bumbu pelengkap masakan gulai atau sate kambing dan sapi selepas Idul Adha lalu. “Stok bisa saja habis, tapi kadang juga masih tersisa terutama yang kualitasnya jelek karena membusuk,” imbuhnya.