Tampilkan postingan dengan label Aktivitas Penduduk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aktivitas Penduduk. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 November 2011

Warta Magelang : Diterjang Lahar Dingin, Aktivitas Penduduk Terhambat

KOMPAS — Terjangan lahar dingin Gunung Semeru yang turun sejak Senin (7/11/2011) mulai mengganggu aktivitas pencari batu di Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sejumlah truk pengangkut pasir terjebak aliran air disertai pasir dan perjalanan penduduk menjadi terhambat.
”Saya kemarin sudah mengumpulkan batu-batuan dari Gunung Semeru. Tiba-tiba, sore hari, banjir lahar Semeru datang. Hilanglah material yang sudah saya kumpulkan seharian,” kata Zurur (35), pencari batu asal Dusun Ringin Putih, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Selasa.
Zurur biasanya mencari batu di Kali Regoyo, sungai aliran lahar Gunung Semeru di dekat rumahnya. Banjir lahar dingin Semeru, menurut dia, sudah terjadi sejak dua hari terakhir ini, dan tidak bisa diduga. ”Biasanya menjelang sore tiba-tiba datang banjir besar, dan keesokan hari air sudah surut. Jadi, memang sulit dideteksi,” ujar Zurur.
Di Kali Rejali, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, juga aliran lahar Semeru, pada Senin petang, tujuh truk terjebak banjir lahar dingin Semeru. Hingga Selasa pukul 11.00, masih terdapat tiga truk yang belum berhasil dievakuasi.
Salah satu truk yang terjebak milik Jumat (48), pencari pasir asal Malang. Truk milik Jumat tertimbun air berpasir hingga setinggi setengah badan truk.
”As truknya patah sehingga saat banjir lahar dingin tiba, truk langsung tersapu air berpasir,” tutur Rahman, saksi mata.
Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Lumajang Rochani mengatakan sudah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk berhati-hati saat musim hujan ini. ”Bahkan, khusus bagi pencari pasir di aliran lahar Semeru diminta untuk lebih mewaspadai lahar dingin Semeru yang bisa datang tiba-tiba,” katanya.

Mengutamakan pelajar
Dari Boyolali, Jawa Tengah, dilaporkan, aktivitas warga di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, kembali normal. Jembatan yang membentang di Kali Apu kini sudah bersih dari material lahar sehingga dapat dilalui.
Sebelumnya, jembatan yang menghubungkan Desa Tlogolele dan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, tidak dapat dilalui kendaraan.
Kepala Desa Tlogolele Budi Harsono mengungkapkan, material lahar dingin berupa bebatuan dan pasir di tengah jembatan sudah disingkirkan dengan alat berat sejak Selasa.
”Paling penting, anak-anak sekolah bisa berangkat ke sekolah dengan lancar. Walaupun tidak banyak yang bersekolah di Selo, mereka tetap harus diperhatikan,” kata Budi.
Jika tidak melalui jembatan sepanjang 120 meter dan lebar 5 meter itu, warga harus memutar arah melalui Tlatar, Sawangan, Magelang. Jarak yang harus ditempuh mencapai 20 kilometer lebih jauh.