Laporan Wartawan Tribun Jogya / M Huda
TRIBUNJATENG.COM MAGELANG, – Memperingati HUT RI ke 66, seniman kawakan asal Magelang, yang juga pimpinan tertinggi Komunitas Lima Gunung (KLG),Tanto Mendut menggelar ruwatan untuk mengembalikan kesucian bangsa, yang kini telah terkotori oleh tangan-tangan jahil para koruptor hingga membuat jatidiri bangsa Indonesia semakin terpuruk, Sabtu (13/8/2011) sore.
Dalam teater yang digelar di panggung Studio Mendut, ditampilkan beberapa pementasan kesenian di antaranya tari warangan, teater anak kali dari enam dusun terdampak erupsi merapi yang menampilkan Merapi Masih Tersenyum, wayang orang Sumantri-Sukrosono dengan alur cerita penghianatan sang satria pada sudra, upacara merah putih oleh ISI Solo, bidadari mantran, dan komunitas tatah batu yang menatah batu dari Kali Pabelan dan Kali Putih sebanyak 66 buah.
Salah satu pertunjukan yang cukup menarik adalah pementasan wayang orang dengan lakon Sumantri dan Sukrosono. Keduanya merupakan kakak beradik. Sumantri adalah seorang kesatria gagah, tampan, dan berwibawa, sedangkan adiknya, Sukrosono memiliki sosok yang buruk rupa dan berwujud monster. Sebagai seorang adik, Sukrosono sangat mencintai kakaknya dan rela mengorbankan apasaja demi pengabdian pada kakak tercinta.
Suatu ketika, Sumantri diminta oleh Dewi Citrawati untuk memindahkan Taman Sriwedari untuknya. Karena merasa tidak mampu, dan hanya adiknya Sukrasana yang bisa. Akhirnya Sumantri meminta agar adiknya memindahkan Taman Sriwedari.
Namun hanya karena keburukan rupanya hingga membuat takut Dewi Citrawati, Sumantri tega membunuh adiknya sendiri, padahal ia telah susah payah memindahkan secara utuh Taman Sriwedari dari Kahyangan Untarasegara ke Kerajaan Maespati.
Pemimpin Padepokan Tjipto Boedaja, Sitras Antilin mengatakan, di saat pemerintah membutuhkan masyarakat kecil, mereka berlomba-lomba mencarinya dan merayunya dengan berbagai cara. “Tapi setelah tidak dibutuhkan, kami justru didepak. Kenapa kepentingan rakyat yang harus dikalahkan?” ungkapnya.
Ia juga menuturkan apakah ini yang saat ini terjadi di negara tercinta Indonesia. Setelah rakyat berjuang susah payah mendirikan bangsa ini, namun kini justeru pemerintah lalai dan melupakan siapa yang memberikan kedudukan mewah dalam istana.
“Jangan terbius oleh gemerlapnya dunia, inilah kenyataan pahit yang harus kami tanggung. Cerita ini bukanlah cerita biasa namun inilah kenyataan. Bukalah mata, pikiranm dan pakailah hati nurani. Tanyakan pada diri anda wahai bapak Presiden. Apakah ini yang namanya Adil?” keluhnya.
Tanto Mendut menambahkan, ini merupakan refleksi 66 tahun kemerdekaan RI. Sekian lama Indonesia merdeka, sekian banyak pula berbagai pengalaman buruk akibat ulah tangan-tangan penuh kotoran. “Mari kita bersihkan bersama di umur yang genap 66 tahun ini,” ungkapnya.
Ia juga telah menyiapkan sebanyak 66 batu yang dijadikan sebagai jembatan evakuasi. Batu-batu tersebut diambil dari aliran lahar dingin yang ada di Kali Pabelan dan Kali Putih. Batu-batu itupula yang digunakan para pemain teater untuk menyeberang dari tempat rias menuju panggung.
TRIBUNJATENG.COM MAGELANG, – Memperingati HUT RI ke 66, seniman kawakan asal Magelang, yang juga pimpinan tertinggi Komunitas Lima Gunung (KLG),Tanto Mendut menggelar ruwatan untuk mengembalikan kesucian bangsa, yang kini telah terkotori oleh tangan-tangan jahil para koruptor hingga membuat jatidiri bangsa Indonesia semakin terpuruk, Sabtu (13/8/2011) sore.
Dalam teater yang digelar di panggung Studio Mendut, ditampilkan beberapa pementasan kesenian di antaranya tari warangan, teater anak kali dari enam dusun terdampak erupsi merapi yang menampilkan Merapi Masih Tersenyum, wayang orang Sumantri-Sukrosono dengan alur cerita penghianatan sang satria pada sudra, upacara merah putih oleh ISI Solo, bidadari mantran, dan komunitas tatah batu yang menatah batu dari Kali Pabelan dan Kali Putih sebanyak 66 buah.
Salah satu pertunjukan yang cukup menarik adalah pementasan wayang orang dengan lakon Sumantri dan Sukrosono. Keduanya merupakan kakak beradik. Sumantri adalah seorang kesatria gagah, tampan, dan berwibawa, sedangkan adiknya, Sukrosono memiliki sosok yang buruk rupa dan berwujud monster. Sebagai seorang adik, Sukrosono sangat mencintai kakaknya dan rela mengorbankan apasaja demi pengabdian pada kakak tercinta.
Suatu ketika, Sumantri diminta oleh Dewi Citrawati untuk memindahkan Taman Sriwedari untuknya. Karena merasa tidak mampu, dan hanya adiknya Sukrasana yang bisa. Akhirnya Sumantri meminta agar adiknya memindahkan Taman Sriwedari.
Namun hanya karena keburukan rupanya hingga membuat takut Dewi Citrawati, Sumantri tega membunuh adiknya sendiri, padahal ia telah susah payah memindahkan secara utuh Taman Sriwedari dari Kahyangan Untarasegara ke Kerajaan Maespati.
Pemimpin Padepokan Tjipto Boedaja, Sitras Antilin mengatakan, di saat pemerintah membutuhkan masyarakat kecil, mereka berlomba-lomba mencarinya dan merayunya dengan berbagai cara. “Tapi setelah tidak dibutuhkan, kami justru didepak. Kenapa kepentingan rakyat yang harus dikalahkan?” ungkapnya.
Ia juga menuturkan apakah ini yang saat ini terjadi di negara tercinta Indonesia. Setelah rakyat berjuang susah payah mendirikan bangsa ini, namun kini justeru pemerintah lalai dan melupakan siapa yang memberikan kedudukan mewah dalam istana.
“Jangan terbius oleh gemerlapnya dunia, inilah kenyataan pahit yang harus kami tanggung. Cerita ini bukanlah cerita biasa namun inilah kenyataan. Bukalah mata, pikiranm dan pakailah hati nurani. Tanyakan pada diri anda wahai bapak Presiden. Apakah ini yang namanya Adil?” keluhnya.
Tanto Mendut menambahkan, ini merupakan refleksi 66 tahun kemerdekaan RI. Sekian lama Indonesia merdeka, sekian banyak pula berbagai pengalaman buruk akibat ulah tangan-tangan penuh kotoran. “Mari kita bersihkan bersama di umur yang genap 66 tahun ini,” ungkapnya.
Ia juga telah menyiapkan sebanyak 66 batu yang dijadikan sebagai jembatan evakuasi. Batu-batu tersebut diambil dari aliran lahar dingin yang ada di Kali Pabelan dan Kali Putih. Batu-batu itupula yang digunakan para pemain teater untuk menyeberang dari tempat rias menuju panggung.
Kabar
gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas
karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh,
90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat.
Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta
keluhan penyakit, kirim ke 081392593617 Kunjungi Website
Kabar Magelang Hari Ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar