Magelang, CyberNews. Fokus Kejari Kota Magelang dalam menangani perkara dugaan korupsi buku ajar tahun 2003 adalah menelusuri dana pengadaan yang sudah ke luar 100%, tetapi pembuatan bukunya baru mencapai sekitar 80%. "Kerugian (negara red) bukan hanya di buku yang belum jadi, tetapi juga dugaan mark upnya" kata Kajari Kota Magelang H Banjar Nahor SH.
Dia hari ini (7/9) menerima sejumlah wartawan baik cetak maupun elektronik yang menanyakan kelanjutan penanganan kasus tersebut. Yang ditanyakan antara lain apakah akan menyidik sejumlah anggota DPRD, karena perencanaannya waktu itu melibatkan legislatif. Juga dugaan terjadinya gratifikasi kepada para wakil rakyat, berikut keterlibatan panitia pengadaan lainnya.
Pada pertemuan itu Kajari yang juga koordinator jaksa pemeriksa perkara tersebut didampingi tujuh jaksa senior yang menangani kasus itu. Yakni Widodo SH, Widiarso SH, Heri Febrianto SH, Slamet Supriyadi SH, Ashari Kurniawan SH, Retno Trinurhajati SH dan Wiwid Sulakna SH.
Seperti diberitakan (7/9), Koordinator Forbes PM Bintoro Dwi Prasetyo SE mengatakan, sesuai pengakuan mantan Kepala Dinas Pendidikan Sri Yudoko yang menjadi tersangka pada perkara buku ajar, beberapa mantan anggota legislatif Kota Magelang menerima uang masing-masing Rp 5 juta
"Itu belum termasuk untuk unsur pimpinan yang jumlahnya mencapai Rp 150 juta. Ini bisa menjadi bahan untuk menyeret mantan anggota DPRD. Kejaksaan sudah tahu tentang gratifikasi tersebut," tuturnya.
Mengenai itu Kajari menerangkan, "Tersangka yang ada dituntaskan dulu. Penahanan empat tersangka itu dilakukan supaya prosesnya cepat selesai. Karena perkara ini sudah berulangtahun (lama red). Jadi secepatnya harus dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor di Semarang," tegasnya.
Bila berkas sudah dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor, lanjut Banjar Nahor, maka penahanan mantan Wali Kota Magelang H Fahriyanto, mantan Kepala Dinas Pendidikan Sri Yudoko SH, mantan Kabag Keuangan Sureni Adi SE MM, dan mantan Kasubag Anggaran Sularso Hadi SE MM, akan dipindahkan dari Lapas Magelang ke Lapas di Semarang.
"Khusus Sri Yudoko yang berkasnya sudah dinyatakan P 21 sebelum Lebaran, sesegera mungkin dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor. Sedang ketiga tersangka pada minggu ini kembali akan diperiksa," terangnya.
Kajari mengungkapkan, proyek pengadaan buku ajar seharusnya selesai tahun anggaran 2003. Karena sampai akhir tahun belum selesai, maka dibuat berita acara sehingga dananya sebesar Rp 11,8 miliar bisa cair seluruhnya.
"Dalam berita acara disebutkan pembuatan buku SD, SMP dan SMA sudah selesai 100%, itu bisa terjadi karena ada suruhan. Siapa yang menyuruh nanti menunggu Pengadilan Tipikor. Sedang kerugian negara Rp 4,9 miliar merupakan hasil audit BPKP," ujarnya.
Menurutnya, tim jaksa nanti akan memantau perkembangan yang terjadi di sidang Pengadilan Tipikor, termasuk dugaan adanya gratifikasi maupun aliran dananya. "Mohon dukungan warga Kota Magelang. Yang kami lakukan untuk penegakan hukum, tidak ada masalah pribadi dengan para tersangka," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar